Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial sehingga Dapat Bermuara Konflik

Dalam materi pelajaran di jenjang pendidikan dasar mungkin pernah
mendapatkan materi bahwa manusia itu sebagai makhluk sosial dan
individu. Posisi manusia sebagai makhluk sosial artinya dia tidak mampu
hidup dengan kesendirian. Manusia membutuhkan lingkungan sosial yang
menempatkan dirinya hidup bersama masyarakat. Namun juga perlu dipahami,
kondisi ini tidak selamanya selaras. Ini akibat fungsi manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial sehingga dapat bermuara konflik jika
tidak dipahami dengan benar.

Sementara maksud dari manusia sebagai makhluk individu adalah manusia
akan mengalami sebuah kondisi sebagai bentuk kewajarannya berstatus
manusia. Misalnya memiliki kepribadian, berjenis kelamin, memiliki
pemikiran sendiri, dan sebagainya. Dua fungsi manusia ini kadangkala
akan menimbulkan konflik. Pasalnya, sangat dimungkinkan manusia harus
menghadapi dilema antara memenuhi kepentingan pribadi versus kepentingan
masyarakat.

Masalahnya, sekarang ini muncul paham yang diciptakan dengan
membenturkan manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Contohnya
adalah paham atau ideologi bahwa seseorang harus mengutamakan
kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan. Ini akan
memicu konflik pribada kalau dua kepentingan ternyata datang dalam satu
waktu.

Barangkali yang perlu dilakukan adalah sikap saling menghormati dan
bekerja sama. Artinya, ketika seseorang dihadapkan pada urusan individu
dan masyarakat dalam satu waktu sekaligus, anggota masyarakat lain bisa
menggantikan posisinya untuk sementara. Sehingga, kepentingan masyarakat
tetap berjalan normal. Begitu pula apabila kepentingan masyarakat lebih
penting dari urusan individual, tidak ada salahnya sejenak mengorbankan
kepentingan individu untuk kemashlatan masyarakat.

Perlu dipahami, bertemunya individu sebagai makluk pribadi dan sosial
ini pasti akan menciptakan suatu masalah pada suatu saat. Untuk
menghindari adanya konflik ini diperlukan suatu tatanan norma yang harus
dipahami oleh semua orang dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Tujuannya yaitu untuk meredam masalah dan memberikan toleransi yang
masih bisa dilakukan ketika ada masalah terjadi. Adanya fungsi pengatur
ini akan membuat keseimbangan antara dua sifat alami manusia tersebut.
Karena, posisi manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
sehingga dapat bermuara konflik.

Sumber: http://www.bimbingan.org/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-makhluk-sosial-sehingga-dapat-bermuara-konflik.htm

Keterkaitan Ilmu Sosial Dasar & Sistem Informasi

1. Ilmu Sosial

1.1. Pengertian Ilmu Sosial 

Ilmu Sosial adalah pengetahuan yang mengkaji masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, psykologi sosial.

1.2. Tujuan Ilmu Sosial Dasar:

1. Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah–masalah sosial yang ada dalam masyarakat.

2. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.

3. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya mempelajarinya secara kritis dan interdisipliner.

4. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul  dalam masyarakat.

Tujuan diberikannya mata kuliah ilmu sosial dasar yaitu dalam rangka usaha untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengetahuan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan guna mengkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, perpepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan, sehingga lebih peka terhadapnya.

Ilmu sosial dasar tidak merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan, karena masing-masing sebagai disiplin ilmu memiliki objek dan metode ilmiahnya sendiri-sendiri yang tidak mungkin dipadukan.

Ilmu sosial dasar bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri, karena ilmu sosial dasar tidak memiliki objek dan metode ilmiah tersendiri dan juga tidak mengembangkan penelitian sebagai mana suatu disiplin ilmu, seperti ilmu-ilmu sosial di atas.

 

2. Sistem Informatika

Informatika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari transformasi fakta berlambang yaitu data maupun informasi pada mesin berbasis komputerisasi. Disiplin ilmu ini mencakup beberapa macam bidang, termasuk di dalamnya sistem informasi, ilmu komputer, ilmu informasi, teknik komputer dan aplikasi informasi dalam teknik informatika manajemen.

Secara umum informatika mempelajari struktur, sifat, dan interaksi dari beberapa sistem yang dipakai untuk mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesan data, serta menampilkannya dalam bentuk informasi. Aspek dari informatika lebih luas dari sekedar sistem informasi berbasis komputer saja, tetapi masih banyak informasi yang tidak dan belum diproses dengan komputer.

Informatika mempunyai konsep dasar, teori, dan perkembangan aplikasi tersendiri. Informatika dapat mendukung dan berkaitan dengan aspek kognitif dan sosial, termasuk tentang pengaruh serta akibat sosial dari teknologi informasi pada umumnya. Penggunaan informasi dalam beberapa macam bidang, seperti bioinformatika, informatika medis, dan informasi yang mendukung ilmu perpustakaan, merupakan beberapa contoh yang lain dari bidang informatika.

Dalam ruang lingkup yang lebih luas, informatika meliputi beberapa aspek:

1. Teori informasi yang mempelajari konsep matematis dari suatu informasi.

2. Ilmu informasi yang mempelajari tentang cara pengumpulan, klasifikasi, manipulasi penyimpanan, pengaksesan, dan penyebarluasan informasi untuk keperluan sosial dan kemasyarakatan secara menyeluruh.

3. Ilmu komputer dan teknik komputer yang mempelajari tentang pemrosesan, pengarsipan, dan penyebaran informasi dengan menggunakan teknologi informasi dan alat lain yang berbasis komputer.

4. Sistem informasi yang mempelajari mengenai teknik pengembangan suatu sistem untuk mengolah berbagai macam informasi yang ada.

5. Keamanan informasi ilmu yang mempelajari mengenai kajian proses mengamankan dan melindungi data pada yang ada pada sistem atau komputer.

 

3. Keterkaitan Sistem Informasi & Ilmu Sosial Dasar

Banyak hubungan yang dapat diambil antara sistem informasi dan ilmu sosial dasar. Seperti pengaksesan informasi secara online sangat bermanfaat bagi IPTEK. Dalam IPTEK internet menjadi kebutuhan sehari-harinya. Karena melalui internet maka orang bisa mengetahui ilmu pengetahuan yang kita tidak ketahui menjadi tahu. Kemudian manfaat yang lainnya internet bagi IPTEK, yaitu mempelajari teknologi-teknologi yang berkembang saat ini. Dan juga bisa membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah yang tugasnya membuat laporan-laporan lainnya.

Pada masa sekarang ini Internet rasanya sudah tidak asing lagi di kehidupan masyarakat pada zaman modern ini. Bahkan pada saat anda membaca tulisan ini, itu berarti anda sudah terhubung dengan internet. Internet sudah dikenal luas oleh kehidupan masyarakat, bahkan di segala aspek masyarakat dan di segala bidang kehidupan manusia.

Dampak positif yang ditimbulkan dari penggunaan internet terhadap kehidupan manusia sehari-hari adalah :
1. Penyebaran Informasi lebih cepat, luas dan mudah.
Karena konsep internet yang dapat menghubungkan semua pengguna-nya dan dengan adanya mesin pencari (search engine) seperti google, yahoo, wikipedia, dan lain lain maka pengguna internet dapat menemukan informasi yang ingin didapatkan dengan cepat dan mudah. Dengan alasan ini internet sekarang menjadi media nomor satu dalam penyebaran informasi di antar negara.

2. Memajukan kualitas dan kuantitas dalam dunia pendidikan.
Dengan adannya fasilitas pendidikan yang dibangun di dunia internet seperti e-learning maka penyebaran pendidikan menjadi lebih mudah, lebih atraktif dan lebih komunikatif. Sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam dunia pendidikan.

3. Memudahkan Birokrasi dalam pemerintahan.
Sering sekali masyarakat mengeluh terhadap birokrasi yang panjang dan sulit dalam urusan pemerintahan. Tapi dengan adanya pemanfaatan di dunia internet maka birokrasi pemerintahan menjadi lebih mudah dan cepat, contohnya adalah penerapan sistem online terhadap urusan pemerintahan, sehingga masyarakat tidak harus menhabiskan banyak waktu dalam mengurus kegiatan pemerintahan. Tapi di negara yang masih berkembang seperti Indonesia pemanfaatan ini belum di gunakan secara maksimal.

4. Memajukan dunia bisnis.
Tersedianya fitur-fitur di internet seperti e-mail dalam dunia bisnis sehingga dunia bisnis saat ini dapat menjadi lebih berkembang.

5. Mendukung kehidupan sosial dalam masyarakat.
Pemanfaatan inilah yang sering dirasakan di kalangan dunia masyarakat terutama dalam kalangan pemuda, dengan adanya fasilitas di internet seperti e-mail, chating dan situs jejaring sosial (seperti facebook, friendster dan twitter) dapat menjadi terobosan baru di dalam kehidupan sosial masyarakat. Karena hal ini dapat menjadi sarana penghubung antar manusia tanpa harus bertatap muka.

Walaupun begitu banyak dampak positif yang didapatkan dari internet, ada pula dampak negatif yang ditimbulkan, antara lain:
1. Pelanggaran Hak Cipta.
Jelas sekali dengan adanya internet pembajakan dalam berbagai bidang seperti teknologi, musik, film menjadi lebih mudah. Bahkan sampai saat ini sifat copyleft lebih banyak daripada copyright.

2. Kasus Pornografi.
Pada tiap tahunnya semenjak kelahiran internet situs yang memuat informasi pornografi semakin meningkat, tentunya ini dapat merusak kehidupan manusia di kalangan anak di bawah umur, karena internet dapat diakses oleh siapapun.

3. Kecanduan Internet.
Melalui game online yang terintegrasi dengan internet sering sekali banyak orang (terutama anak dibawah umur) kecanduan untuk memainkan game ini melebihi batas.

4. Kurang Bersosialisasi Terhadap Masayarakat Sekitar.
Kehidupan sosial masyarakat juga ikut berdampak akibat perkembangan informasi tersebut, terutama pada perkembangan internet. Dampak dari pengaruh tersebut adalah kurangnya sikap gotong-royong dari masyarakat, individualisme terlihat pada masyarakat kota. Hubungan sosial yang terjalin di masyarakat kita bisa hanya dengan menggunakan via hand phone atau via email. Memang cara seperti itu praktis, cepat dan mudah. Tapi tanpa sadar mereka tidak dapat bersilaturahmi secara langsung.

Contoh lainnya adalah aplikasi komputer yang dipakai di pemerintahan. Seperti aplikasi pengolahan data ini diperkirakan meliputi bidang permasalahan kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, mutasi pegawai, penentuan masa pensiun dan beberapa permasalahan penting lainnya dalam bidang kepegawaian.

Referensi:

1. http://reskom.blogspot.com/2013/09/hubungan-ilmu-sosial-dan-sistem.html

2. http://dinibe2k.blogspot.com/2010/10/keterkaitan-sistem-informasi-ilmu.html

TU, antara kuantitas dan kesegeraan

Entah kenapa rasanya kusut banget di pikiranku saat ini. Mirip benang yang awut-awutan ngga jelas. Banyak masalah yang datang di saat yang bersamaan. Bingung juga mau disampaikan kemana ‘buntelan benang’ ini. Semuanya ada permasalahan masing-masing. Jadi menulis mungkin setidaknya bisa mengeluarkan sebagian kecil uneg-uneg yang membekap. Kebetulan, blog ini terakhir di update ngga kurang dari 5 bulan yang lalu. Lama juga rupanya aku ngga menulis.

Benar atau tidak, mungkin ada hubungannya permasalahan-permasalahan saat ini dengan tugas baruku. Sekitar awal Maret 2013 ini, aku dipindahkan ke bagian Tata Usaha (TU), bagian yang sangat administratif dan memiliki pekerjaan rutin yang kompleks. Sebelumnya, bagian itu dihuni oleh staf yang kini sudah pindah ke unit lain. Staf tersebut memang cekatan kerjanya, mungkin karena sudah cukup lama juga bergelut dengan bidang ketata usahaan.

Terkadang, aku juga suka membandingkan antara aku dengannya. Jika dia bisa bekerja ‘sendiri’ dengan beban kerja yang kompleks dan pressure yang tinggi, kenapa aku ngga bisa? Memang sih, aku baru sekitar 3 bulan berada disana, masih banyak pekerjaan yang tercecer dan belum terselesaikan. Masih banyak belajar, masih banyak yang belum tahu.

Aku, tak ubahnya seperti aku yang dulu. Yang menyederhanakan masalah yang kutemui. Yang tak suka bila masalah itu melebar dan tak fokus. Ya itulah aku. Bila diaplikasikan ke dalam pekerjaan, beberapa ‘peninggalan’ metode dari ‘yang lama’ telah aku tinggalkan. Dengan metode sendiri, yang dikerjakan sendiri, mudah-mudahan lebih memudahkan aku. Walau pada kenyataannya belum memenuhi ekspektasi yang aku perkirakan.

Mungkin orang-orang di luar sana banyak yang merendahkan pekerjaan ini, atau underestimate istilahnya. Begitupun dengan aku dulu, sebelum dipindahkan ke tempat yang sekarang. “Apa sih kerjaan di TU? Gitu-gitu aja kan, surat-surat aja kan?” pikirku dulu. Simpel dan meremeh-temehkan pekerjaan yang satu ini, kendati belum pernah menjalaninya.

Dan waktu terus berjalan. Roda pun berputar. Dan aku dipindah kesana seiring perubahan yang terjadi di kantor. Entah apa yang melatarbelakangi kepindahanku kesana. Pada awalnya aku hampir menolak untuk dipindahkan, setelah berpikir tenang, aku ambil kesempatan ini. Hitung-hitung untuk mencari perubahan setelah sekitar 4 tahun berputar-putar dalam tugas yang sama.

Belajar mengenai hal yang baru itu sesuatu yang menjenuhkan sekaligus menyenangkan. Setiap hari berteman dengan surat. Surat masuk yang bermacam-macam jenis dan asalnya, bila sekali datang bisa mencapai puluhan surat. Entah itu dari TU Biro lain, TU Pimpinan, TU Departemen, surat dengan diantar langsung, dll. Setelah tiba, surat-surat itu ditempelkan kertas disposisi untuk kemudian diserahkan kepada pimpinan. Setelah pimpinan memberikan instruksi melalui kertas tersebut, kemudian di register.

Dulu, surat-surat masuk itu di register di sebuah buku tebal. Pada suatu waktu, aku sedang mencari disposisi suatu surat yang urgent. Mencarinya setengah mati di buku tebal itu. Bukan hal yang mudah. Setelah dapat nomor surat yang dimaksud, kemudian diteruskan dengan mencari di filing surat. Sekali lagi bukan hal yang mudah, terlebih bila ditunggu oleh si peminta surat tersebut, terlebih lagi bila susunan surat di filing acak-acakan dan tidak sistematis. Kini, atas dasar berbagai pertimbangan, aku lebih memilih untuk meng-input surat masuk dengan menggunakan komputer.

Setelah di input, kemudian kertas disposisi itu di register. Kemudian dipilah-pilah sesuai dengan kemana ditujukannya arahan dan perintah pimpinan. Jika terdapat dua atau lebih tujuan surat yang akan dikirimkan, maka harus diperbanyak terlebih dahulu sesuai dengan jumlah tujuan suratnya. Kemudian surat-surat itu pun dikirimkan. Done.

Hal yang berikutnya adalah agenda. Jumlahnya memang tak sebanyak surat masuk, tetapi ada saja hampir setiap harinya. Baik itu yang mendadak, mendesak ataupun masih lama untuk dihadiri. Agenda untuk keseluruhan bagian-bagian dan agenda pimpinan. Formatnya sama seperti surat masuk, hanya saja yang membedakannya adalah agenda berbentuk seperti undangan yang harus dihadiri. Proses inputnya pun aku samakan seperti surat masuk, tapi dengan format register yang berbeda.

Khusus untuk agenda pimpinan, aku juga tulis di whiteboard di ruang pimpinan secara update. Sekarang, setiap sore aku malah harus me-rekapitulasi agenda pimpinan untuk disampaikan ke TU Pimpinan. Memang sih sering terlewat untuk dibuat dan sering ditegur TU Pimpinan -___-.

Kemudian tentang penomoran surat keluar. Setiap hari juga hampir ada saja pegawai yang meminta penomoran surat keluar dengan berbagai kepentingan. Entah untuk surat tugas, surat biasa, keuangan, pribadi, kedinasan, laporan, dll. Rata-rata para pegawai ini meminta segera untuk dibuatkan penomoran. Mau cepat dan terkadang ada yang sambil ngedumel dan marah-marah L

Rekapitulasi ketidakhadiran pegawai dalam seminggu sering menjadi hal yang telat untuk dibuat. Biasanya ketika waktu sudah hampir menunjukkan jam pulang kantor, baru hal tersebut dapat dilakukan. Merekap seluruh data pegawai mulai dari sakit, izin, dinas luar dengan data-data yang bertebaran menjadi masalah.

Terlebih bila rekap tersebut berdekatan dengan pencairan uang tunjangan. Repotnya kemana-mana. Mulai dari yang komplen karena kepentingannya terlewat untuk kurekap, sampai orang yang bersangkutan telat untuk menyerahkan data-data absensinya. Tak jarang aku berujung emosi.

Tentang kenaikan pangkat adalah tugas TU berikutnya yang terkadang sering terlewatkan. Data-data yang belum komprehensif untuk kumiliki sekarang adalah salah satu kendalanya. Terlebih bila pimpinan meminta dibuatkan laporan tentang itu. Data-datanya dimana aku tak tahu.

Hal-hal lainnya yang juga harus dilakukan adalah menyiapkan ruang rapat, terkadang juga menjadi notulen rapat, membuat surat undangan rapat dan mengirimkannya ke berbagai tujuan, menyiapkan keperluan pimpinan dengan bermacam-macam kendala yang menyertainya.

Jika sebagian diantara tugas-tugas tersebut ada yang harus dikerjakan dalam waktu yang bersamaan dan diminta segera, rasanya membuat kepala ini mau berasap. Terlebih bila aku sendiri juga sedang ada masalah pribadi. Entah sampai sekarang aku belum menemukan titik solusinya. TU, antara kuantitas dan kesegeraan.

Bekasi, Sabtu, 25 Mei 2013, 11.45 WIB

Manfaat dan Dampak Negatif dari Telematika

Pada saat ini banyak sekali tantangan pada berbagai bidang kehidupan sehari-hari yang perlu ditangani menggunakan teknologi yang. Salah satu contohnya adalah teknologi informasi. Perkembangan teknologi yang semakin luas dapat mengatasi segala macam hambatan yang ada jika kita benar dalam mengelolanya. Telematika merupakan contoh dari perkembangan teknologi informasi yang ada. Tanpa pemahaman yang mencukupi maka akan menyebabkan suatu ketergantungan terhadap pihak lain karena begitu minimnya pemanfaatan teknologi informasi ini sebagai alat bantu dalam memimpin sebuah bangsa.

Mengingat perkembangan Teknologi Telematika yang demikian pesat, maka upaya pengembangan dan penguasaan Teknologi Telematika yang didasarkan pada kebutuhan sendiri haruslah mendapat perhatian maupun prioritas yang utama untuk dapat menjadi masyarakat yang lebih maju.

Telematika dapat berperan dalam langkah-langkah yang sedang, dan akan dilakukan dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Untuk menghadapi tantangan – tantangan itu kita sebagai seorang yang peduli dengan itu juga harus memahami berbagai dampak yang dapat dihasilkan dari perkembangan Telematika. Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul tentu saja lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya.

Manfaat dari telematika:
1.    Sebagai sarana penyebaran informasi yang sangat luas dan cepat
2.    Penggunaan telematika sendiri diharapkan dapat mencerdaskan masyarakat pada khususnya di daerah-daerah tertinggal sehingga dapat membantu pemerataan pembangunan.
3.    Dalam dunia usaha manfaat telematika dapat digunakan sebagai sarana untuk mempromosikan sebuah produk dan mempermudah transaksi dalam berbisnis dan juga meningkatkan pendapatan dan dapat meningkatkan perekonomian.
4.    Manusia sebagai mahluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi dalam dan telematika juga mendukung hal tersebut pada akhir-akhir ini sangat booming media jejaring sosial seperti facebook, twitter, whatsapp, yahoo messenger, dll sehingga kita dapat berkomunikasi kapan saja dan dengan siapa saja dan tidak terhalang jarak dan waktu.
5.    Mempermudah Pemerintah dalam hal memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui e-goverment

Dampak Negatif Telematika:
1.    Tindakan kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan media internet. Contohnya, tindakan yang disebut carding adalah cyber crime dengan cara mencuri data kartu kredit dari nasabah suatu bank, sehingga si pelaku carding (carder) dapat menggunakan data tersebut untuk keuntunganpribadi.
2.    Penyebaran virus atau malicious ware fraud atau penipuan yang menggunakan electronic mail sebagai alat penyebaran informasi bagi si penipu.
3.    Kejahatan Telematika sebagai Kejahatan Transnasional, Contoh kejahatan transnasional ini adalah human trafficking, penyelundupan orang, narkotika, atau teroris internasional.
4.    Kejahatan telematika merugikan individu,missal Lima orang hacker (penyusup) yang berada di Moskow telah mencuri sekitar 5400 data kartu kredit milik orang Rusia dan orang asing yang didapat dengan menyusup pada sistem komputer beberapa internet retailer.
5.    Kejahatan telematika merugikan Negara, misalnya: Serangan yang paling merugikan adalah pengrusakan yang dilakukan olehhacker asing pada situs Kementrian keuangan Romania pada tahun 1999, sehingga merugikan pemerintah Romania milyaran dollar. Serangan ini dilakukan dengan mengganti besaran kurs mata uang Romania sehingga banyak pembayar pajak online yang terkecoh dengan data yang telah diganti tersebut. Hanya sayangnya, kejahatan ini tidak berlanjut ke pengadilan karena tidak adanya hukum yang mengatur kejahatan telematika yang bersifat transnasional.

Sumber: http://fahmifathullah.com/?p=37

Peranan Telematika

1.    Surat Elektronik (email)
Dengan aplikasi sederhana seperti email maka seorang dosen, pengelola, orang tua dan mahasiswa dapat dengan mudah berhubungan. Dalam kegiatan di luar kampus mahasiswa yang menghadapi kesulitan dapat bertanya lewat email.
2.    Pengelolaan Sistem Informasi
Ilmu pengetahuan tersimpan dalam berbagai bentuk dokumen yang sebagian besar tercetak dalam bentuk buku, makalah atau laporan informasi semacam ini kecuali sukar untuk diakses, juga memerlukan tempat penyimpanan yang luas. Beberapa informasi telah disimpan dalam bentuk disket atau Hard Disk, namun perlu dikembangkan lebih lanjut sistem agar informasi itu mudah dikomunikasikan. Mirip halnya dengan perpustakaan elektronik, informasi ini sifatnya lebih dinamik (karena memuat hal-hal yang mutakhir) dapat dikelola dalam suatu system.
3.    Video Teleconference
Keberadaan teknologi ini memungkinkan mahasiswa dari seluruh dunia untuk dapat berkenalan, saling mengenal bangsa di dunia. Teknologi ini dapat digunakan sebagai sarana diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan kepercayaan diri dan kerjasama yang bersifat social. Banyak faktor yang mempengaruhi dilaksanakan atau tidaknya potensi teknologi telematika. Faktor utama, menurut Miarso (2004) adalah adanya komitmen politik dari para pengambil kebijakan dan ketersediaan para tenaga terampil.
4.    Perpustakaan Elektronik (e-library)
Perpustakaan yang biasanya arsip-arsip buku dengan di Bantu dengan teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. Homepage dari The Library of Congress merupakan salah satu perpustakaan yang terbesar di dunia. Saat ini sebagian informasi yang ada di perpustakaan itu dapat di akses melalui internet.

Sumber: http://indradermawan.wordpress.com/2012/12/03/peranan-telematika/

1.    Surat Elektronik (email)

Dengan aplikasi sederhana seperti email maka seorang dosen, pengelola, orang tua dan mahasiswa dapat dengan mudah berhubungan. Dalam kegiatan di luar kampus mahasiswa yang menghadapi kesulitan dapat bertanya lewat email.

2.    Pengelolaan Sistem Informasi

Ilmu pengetahuan tersimpan dalam berbagai bentuk dokumen yang sebagian besar tercetak dalam bentuk buku, makalah atau laporan informasi semacam ini kecuali sukar untuk diakses, juga memerlukan tempat penyimpanan yang luas. Beberapa informasi telah disimpan dalam bentuk disket atau Hard Disk, namun perlu dikembangkan lebih lanjut sistem agar informasi itu mudah dikomunikasikan. Mirip halnya dengan perpustakaan elektronik, informasi ini sifatnya lebih dinamik (karena memuat hal-hal yang mutakhir) dapat dikelola dalam suatu system.

3.    Video Teleconference

Keberadaan teknologi ini memungkinkan mahasiswa dari seluruh dunia untuk dapat berkenalan, saling mengenal bangsa di dunia. Teknologi ini dapat digunakan sebagai sarana diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan kepercayaan diri dan kerjasama yang bersifat social. Banyak faktor yang mempengaruhi dilaksanakan atau tidaknya potensi teknologi telematika. Faktor utama, menurut Miarso (2004) adalah adanya komitmen politik dari para pengambil kebijakan dan ketersediaan para tenaga terampil.

4.    Perpustakaan Elektronik (e-library)

Perpustakaan yang biasanya arsip-arsip buku dengan di Bantu dengan teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. Homepage dari The Library of Congress merupakan salah satu perpustakaan yang terbesar di dunia. Saat ini sebagian informasi yang ada di perpustakaan itu dapat di akses melalui internet.

Sumber: http://indradermawan.wordpress.com/2012/12/03/peranan-telematika/

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}

Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang di organisasikan ke arah pencapaian tujuan. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukannya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran atau instruksi.

Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimpin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.

Tipe Kepemimpinan
1.    Tipe Otokratis
Pada tipe ini menjelaskan bahwa pemimpin memiliki kekuasaan dalam bertindak. Tipe ini mencirikan sebagai pemimpin yang memiliki karakteristik negatif karena menunjukkan pemimpin yang otoriter.

Ciri-ciri tipe otokratis adalah:
a.    Mengandalkan kepada kekuatan / kekuasaan
b.    Menganggap dirinya paling berkuasa
c.    Keras dalam mempertahankan prinsip
d.    Jauh dari para bawahan
e.    Perintah diberikan secara terpaksa

Gaya kepemimpinan otokratik adalah:
a.    Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
b.    Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
c.    Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan

Dari tipe otokratik tersebut sudah jelas bahwa kekuasaan di pegang penuh oleh pimpinan, bersikap negatif menjadikan manusia takut dalam berpendapat.

2.    Tipe Laissez Faire
Kepemimpinan laissez faire (gaya kepemimpinan yang bebas) adalah gaya kepemimpinan yang lenih banyak menekankan pada keputusan kelompok. Dalam gaya ini, seorang pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok, apa yang baik tergantung kepada kemauan kelompok. Pada umumnya tipe laissez faire ini dijalankan oleh pemimpin yang tidak mempunyai keahlian teknis.

Ciri-cirinya adalah:
a.    Memberi kebebasan kepada para bawahan
b.    Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
c.    Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan
d.    Tidak mempunyai wibawa
e.    Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik

Dari tipe laissez faire ini  bukan tipe pemimpin yang sebenarnya, karena tidak bisa menggerakkan bawahan, sehingga tujuan organisasi tidak akan tercapai.

3.    Tipe Paternalistik
Pada tipe ini memiliki ciri tertentu yang bersifat fathernal atau kebapakan. Kepemimpinan seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapakan dalam menggerakan bawahan dalam mencapai tujuan. Namun kadang-kadang pendekatan yang dilakukan ini terlalu sentimental.

Ciri-ciri tipe paternalistik:
a.    Pemimpi bertindak sebagai bapak
b.    Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa
c.    Selalu memberikan perlindungan
d.    Keputusan ada di tangan pemimpin

Dalam keadaan tertentu memang tipe kepemimpinan seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifat negatifnya tipe paternalistik ini justru kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.

4.    Tipe Militeristik
Tipe kepemimpinan ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otokratis. Tipe ini berbeda dengan seorang pemimpin modern.

Ciri-ciri tipe militeristik:
a.    Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
b.    Displin yang tinggi, kadang bersifat kaku
c.    Komunikasi hanya berlangsung searah
d.    Menggunakan system komando / perintah
e.    Segala sesuatu bersifat formal
f.    Tidak menghendaki saran, usul, dan kritikan-kritikan dari bawahan

5.    Tipe Demokratis
Dari berbagai macam tipe kepemimpinan, tipe demokratis merupakan tipe yang dianggap berkepemimpinan baik. Hal ini disebabkan karena tipe demokratis ini menunjukkan bahwa kepentingan kelompok lebih di dahulukan dibandingkan dengan kepentingan individu.

Ciri-ciri tipe demokratis:
a.    Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran dan ide-ide baru
b.    Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi
c.    Bersifat terbuka
d.    Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
e.    Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat
f.    Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan
g.    Menghargai potensi individu
h.    Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar  jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan
i.    Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya

Dari ciri-ciri tersebut dapat kita ketahui bahwa menjadi seorang pemimpin yang demokratis itu tidaklah mudah. Namun jika tujuan ingin tercapai maka kita harus bisa menjadi seorang pemimpin yang demokratis.

6.    Tipe Open Leadership
Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Pada tipe open leadership ini menunjukkan bahwa keputusan berada ditangan pemimpin.

Ciri-ciri tipe open leadership:
a.    Bawahan menerima pengaruh dari pemimpin karena mereka menghormati, menyukai, atau menghargai pemimpinnya, bukan hanya karena para pemimpinnya, bukan karena para pemimpin tersebut memegang jabatan dari kekuasaan secara formal
b.    Melibatkan penggunaan pengaruh untuk satu maksud tertentu, yaitu untuk mencapai tujuan kelompok atau tujuan organisasi
c.    Satu proses dua arah

Teori Kepemimpinan
1.    Teori Sifat Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu fungsi kualitas seorang individu, bukan fungsi situasi, teknologi atau dukungan masyarakat. Keith Davis mengintisarikan ada empat ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi, yaitu:
a.    Kecerdasan (Intellegence)
b.    Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas (Social Maturity and Breath)
c.    Motivasi dari dan dorongan berprestasi
d.    Sikap-sikap hubungan manusia

2.    Teori Kelompok
Teori Kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangkan atas dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan bawahannya.

3.    Teori Situasional / Contingency
Pendekatan sifat maupun kelompok terbukti tidak memadai untuk mengungkap teori kepemimpinan yang menyeluruh, perhatian dialihkan pada aspek-aspek situasional kepemimpinan. Fred Fiedleer telah mengajukan sebuah model dasar situasional bagi efektivitas kepemimpinan yang dikenal sebagai contingency model of leadership effectiveness yang menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi yang menguntungkan atau menyenangkan, situasi-situasi tersebut digambarkan dalam tiga dimensi empiric yaitu:
a.    Hubungan pimpinan anggota
b.    Tingkat dalam struktur tugas
c.    Posisi kekuasaan

4.    Teori Path-Goal
Teori ini menganalisa pengaruh (dampak) kepemimpinan terutama perilaku pemimpin terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Teori ini memasukkan empat tipe atau gaya pokok perilaku pemimpin, yaitu:
a.    Kepemimpinan direktif (directive leadership)
b.    Kepemimpinan suportif (supportive leadership)
c.    Kepemimpinan partisipatif (participative leadership)
d.    Kepemimpinan orientasi prestasi (achievement-oriented leadership)

5.    Teori Genetis / Keturunan
Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin lahir bukan karena dibuat, tetapi dia lahir menjadi pemimpin oleh bakat-bakat yang luar biasa sejak dilahirkan. Dalam dirinya mengalir bakat-bakat dari orangtuanya maupun nenek moyangnya. Pemimpin yang lahir dari factor genetis, biasanya memiliki kemampuan yang luar biasa yang nampak sejak kecil.

6.    Teori Sosial
Lain halnya dengan teori genetis, teori sosial bertolak belakang dengan teori genetis. Teori sosial lebih menekan bahwa seorang pemimpin dapat disiapkan, dididik, dibentuk, dan tidak dilahirkan begitu saja. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri. Salah satu wadah persiapan bagi pemimpin adalah lembaga yang bernama sekolah, madrasah, pesantren maupun pelatihan-pelatihan khusus untuk mencetak seorang pemimpin.

7.    Teori Ekologis
Teori ini merupakan teori yang mencoba mensistensikan kedua teori di atas, yaitu genetis dan sosial. Teori ekologis lebih fleksibel. Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin sukses menjadi pemimpin bila sejak lahir dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan ekologis lingkungannya.

http://ayumerdhania.blogspot.com/2012/01/tipe-teori-kepemimpinan.html

Perubahan dan Perkembangan Organisasi

Perubahan organisasi senantiasa mengantipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yang akan mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian disain organisasi diwaktu yang akan datang.

Cara Penanganan Perubahan:
Dengan cara melakukan konsep perubahan reaktif dan yang kedua program perubahan yang direncanakan ( Planed Cange ) ,pada konsep ini tidak memerlukan biaya besar dan cukup sederhana serta dapat ditangani dengan cepat,di mana manajer akan memberikan reaksi setelah masalah terjadi. Dengan contoh : peraturan pemerintah baru mensyaratkan perusahaan mempunyai perlindungan terhadap kebakaran mungkin manajer akan membeli alat-alat kebakaran. Adapun pendekatan dengan cara proses produktifitas, Thomas dan bennis mendefinisikan perubahan yang direncanakan sebagai perencanaan dan implentasi inovasi struktual,kebijakan secara sengaja.

Ada tiga  sumber penolakan terhadap perubahan yaitu:
1.    Ketidakpastian tentang akibat dan pengaruh perubahan.
2.    Ketidak pastian untuk melepaskan keuntungan-keuntungan yang ada
3.    Pengetahuan akan kelemahan-kelemahan dalam perubahan yang diusulkan.

Perkembangan organisasi adalah program yang berusaha meningkatkan efektifitas keorganisasian dengan mengintegrasikan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan keorganisasian.
Alasan akan pentingnya perkembangan organisasi:
1.    Perubahan adalah pertanda kehidupan
2.    Perubahan memberikan harapan
3.    Pengembangan merupakan tanggapan atas perubahan
4.    Pengembangan merupakan usaha untuk menyesuaikan dengan hal baru

Metode pengembangan  organisasi:
1.    Metode penngembangan perilaku
2.    Metode pengembangan ketrampilan dan sikap

Konsep Pengembangan Organisasi
Salah satu teknik pengembangan Organisasi adalah Grid OD yang didasarkan atas kisi-kisi manajerial. R. Blake dan J. Mouton mengidentifikasikan berbagai kombinasi perhatian terhadap produk dan orang. Enam tahap yang perlu diperhatikan dari program Grid OD yaitu:
1.    Latihan
2.    Pengembangan tim
3.    Pengembangan antar kelompok
4.    Penetapan tujuan organisasi
5.    Pencapaian tujuan
6.    Stabilitas.

http://kamilfiki.blogspot.com/2012/01/teori-organisasi-umum-perubahan-dan.html

Komunikasi Dalam Organisasi

I.    Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama.

Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.

Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.

II.    Bagaimana Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi?
Menyalurkan ide melalui komunikasi bisa secara lisan maupun tulisan. Salah satu nya adalah dengan memberikan solusi yang tepat kepada orang lain yang membutuhkan solusi untuk menyelesaikan masalah nya.
Tahapan-tahapan menyalurkan ide melalui komunikasi:
1.    Ide (gagasan)
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
2.    Penyaluran (Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.
3.    Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
4.    Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
5.    Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).

III.    Hambatan – Hambatan Komunikasi
Berikut ini adalah hambatan–hambatan dalam Komunikasi:

1.    Hambatan dari Proses Komunikasi:
a.    Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
b.    Hambatan dalam penyandian/ simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c.    Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
d.    Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
e.    Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima / mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
f.    Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

2.    Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3.    Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.

4.    Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

Klasifikasi Komunikasi dalam Organisasi
Di bawah ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi:

1.    Dari segi sifatnya:
a.    Komunikasi Lisan
Komunikasi yang berlangsung lisan/ berbicara.
Cth: presentasi
b.    Komunukasi Tertulis
Komunikasi melalui tulisan
Cth: email
c.    Komunikasi Verbal
Komunikasi yang dibicarakan/ diungkapkan
Cth: curhat
d.    Komunikasi Non Verbal
Komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat)
Cth: seseorang yang nerves (gemetar)

2.    Dari segi arahnya:
a.    Komunikasi Ke atas
Komunikasi dari bawahan ke atasan
b.    Komunikasi Ke bawah
Komunikasi dari atasan ke bawahan
c.    Komunikasi Horizontal
Komunikasi ke sesama manusia/ setingkat
d.    Komunikasi Satu Arah
Pemberitahuan gempa melalui BMKG (tanpa ada timbal balik)
e.    Komunikasi Dua Arah
Berbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi

3.    Menurut Lawannya:
a.    Komunikasi Satu Lawan Satu
Berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya
Cth: berbicara melalui telepon
b.    Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)
Berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok
Cth: kelompok satpam menginterogasi maling
c.    Kelompok Lawan Kelompok
Berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain
Cth: debat partai politik

4.    Menurut Keresmiannya:
a.    Komunikasi Formal
Komunikasi yang berlangsung resmi
Cth: rapat pemegang saham
b.    Komunikasi Informal
Komunikasi yang tidak resmi
Cth : berbicara dengan teman

http://beruangkaki5.blogspot.com/2012/06/komunikasi-dalam-organisasi.html

Proses Organisasi

Dalam Organisasi tentunya terdapat proses-proses yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Seperti, Proses mempengaruhi pengambilan keputusan dan komunikasi adalah proses-proses manejerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer.

Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting daripada manajer individual dalam pengaruhny apada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasi.

Di dalam proses organisasi terdapat beberapa proses pendukung lainnya yaitu antara lain :
1.    Proses memahami
Merupakan proses untuk memmpengaruhi yaitu suatu bentuk kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok. Proses ini biasanya diterapkan untuk mengerti suatu bentuk kebiasaan atau perilaku dari anggota organisasi sehingga dapat melihat dan memehami karakterisitik dari sebuah organisasi itu sendiri.
2.    Proses Pengambilan Keputusan
Keputusan dari seorang pemimpin tidak datang secara tiba-tiba, tetapi melalui suatu proses. Pengambilan keputusan yang akan diwujudkan menjadi kegiatan kelompok merupakan hak dan kewajiban pucuk pimpinan berupa wewenang dan wewenang itu dapat dilimpahkan.
Pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin yang bersifat apriori (berburuk sangka) selalu merupakan proses, baik yang berlangsung dalam pikiran maupun dalam kegiatan oprasioal pemecahan masalah. Proses pengambilan keputusan itu berlangsung dengan Konsep sebagai berikut:
•    Identifikasi dan diagnosis masalah
•    Pengumpulan dan analisis data yang relevan
•    Pengembangan & evaluasi alternantif
•    Pemilihan alternatif terbaik
•    Implementasi keputusan & evaluasi terhadap hasil-hasil

Sementara itu tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.    Model-model Pengambilan Keputusan
•    Relationalitas Keputusan
•    Model-model perilaku pengambilan keputusan
b.    Teknik Pengambilan Keputusan
•    Teknik -teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
•    Teknik -teknik Partisipatif
•    Teknik -teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal

http://3rest.wordpress.com/2011/12/20/proses-organisasi/

Konflik Organisasi

Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya menjadi tidak berdaya.

Konflik itu sendiri merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat maupun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggota atau antar kelompok masyarakat lainnya, konflik itu akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik yang dapat terkontrol akan menghasilkan integrasi yang baik, namun sebaliknya integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan suatu konflik.

Konflik menurut Robbin
Konflik organisasi menurut Robbins (1996) adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh terhadap pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.

Pandangan ini dibagi menjadi 3 bagian menurut Robbin yaitu:
1.    Pandangan tradisional
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan tersebut.
2.    Pandangan kepada hubungan manusia.
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang wajar terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut.
3.    Pandangan interaksionis.
Pandangan ini menyatakan bahwa mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya suatu konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh karena itu, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat dan kreatif.

Jenis-jenis Konflik
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi:
1.    Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2.    Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan).
3.    Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma–norma kelompok.
4.    Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok atau antar organisasi.
5.    Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.

Sumber-Sumber Utama Penyebab Konflik Organisasi
Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi, yaitu:
1.    Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan,
2.    Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula,
3.    Perbedaan kepentingan individu atau kelompok,
4.    Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, dan
5.    Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya.

Teknik-Teknik Utama Untuk Memecahkan Konflik Organisasi
Ada beberapa cara untuk menangani konflik yaitu:
1. Introspeksi diri,
2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat,
3. Identifikasi sumber konflik,

Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik:
A.    Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-lose solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
B.    Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Situasi menang kalah terjadi lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
C.    Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
D.    Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama-sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama. Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution).
E.    Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadai hal yang harus kita pertimbangkan.

http://laisanurin.blogspot.com/2011/12/konflik-organisasi.html