Archive for January, 2013

Manfaat dan Dampak Negatif dari Telematika

Pada saat ini banyak sekali tantangan pada berbagai bidang kehidupan sehari-hari yang perlu ditangani menggunakan teknologi yang. Salah satu contohnya adalah teknologi informasi. Perkembangan teknologi yang semakin luas dapat mengatasi segala macam hambatan yang ada jika kita benar dalam mengelolanya. Telematika merupakan contoh dari perkembangan teknologi informasi yang ada. Tanpa pemahaman yang mencukupi maka akan menyebabkan suatu ketergantungan terhadap pihak lain karena begitu minimnya pemanfaatan teknologi informasi ini sebagai alat bantu dalam memimpin sebuah bangsa.

Mengingat perkembangan Teknologi Telematika yang demikian pesat, maka upaya pengembangan dan penguasaan Teknologi Telematika yang didasarkan pada kebutuhan sendiri haruslah mendapat perhatian maupun prioritas yang utama untuk dapat menjadi masyarakat yang lebih maju.

Telematika dapat berperan dalam langkah-langkah yang sedang, dan akan dilakukan dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Untuk menghadapi tantangan – tantangan itu kita sebagai seorang yang peduli dengan itu juga harus memahami berbagai dampak yang dapat dihasilkan dari perkembangan Telematika. Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul tentu saja lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya.

Manfaat dari telematika:
1.    Sebagai sarana penyebaran informasi yang sangat luas dan cepat
2.    Penggunaan telematika sendiri diharapkan dapat mencerdaskan masyarakat pada khususnya di daerah-daerah tertinggal sehingga dapat membantu pemerataan pembangunan.
3.    Dalam dunia usaha manfaat telematika dapat digunakan sebagai sarana untuk mempromosikan sebuah produk dan mempermudah transaksi dalam berbisnis dan juga meningkatkan pendapatan dan dapat meningkatkan perekonomian.
4.    Manusia sebagai mahluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi dalam dan telematika juga mendukung hal tersebut pada akhir-akhir ini sangat booming media jejaring sosial seperti facebook, twitter, whatsapp, yahoo messenger, dll sehingga kita dapat berkomunikasi kapan saja dan dengan siapa saja dan tidak terhalang jarak dan waktu.
5.    Mempermudah Pemerintah dalam hal memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui e-goverment

Dampak Negatif Telematika:
1.    Tindakan kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan media internet. Contohnya, tindakan yang disebut carding adalah cyber crime dengan cara mencuri data kartu kredit dari nasabah suatu bank, sehingga si pelaku carding (carder) dapat menggunakan data tersebut untuk keuntunganpribadi.
2.    Penyebaran virus atau malicious ware fraud atau penipuan yang menggunakan electronic mail sebagai alat penyebaran informasi bagi si penipu.
3.    Kejahatan Telematika sebagai Kejahatan Transnasional, Contoh kejahatan transnasional ini adalah human trafficking, penyelundupan orang, narkotika, atau teroris internasional.
4.    Kejahatan telematika merugikan individu,missal Lima orang hacker (penyusup) yang berada di Moskow telah mencuri sekitar 5400 data kartu kredit milik orang Rusia dan orang asing yang didapat dengan menyusup pada sistem komputer beberapa internet retailer.
5.    Kejahatan telematika merugikan Negara, misalnya: Serangan yang paling merugikan adalah pengrusakan yang dilakukan olehhacker asing pada situs Kementrian keuangan Romania pada tahun 1999, sehingga merugikan pemerintah Romania milyaran dollar. Serangan ini dilakukan dengan mengganti besaran kurs mata uang Romania sehingga banyak pembayar pajak online yang terkecoh dengan data yang telah diganti tersebut. Hanya sayangnya, kejahatan ini tidak berlanjut ke pengadilan karena tidak adanya hukum yang mengatur kejahatan telematika yang bersifat transnasional.

Sumber: http://fahmifathullah.com/?p=37

Peranan Telematika

1.    Surat Elektronik (email)
Dengan aplikasi sederhana seperti email maka seorang dosen, pengelola, orang tua dan mahasiswa dapat dengan mudah berhubungan. Dalam kegiatan di luar kampus mahasiswa yang menghadapi kesulitan dapat bertanya lewat email.
2.    Pengelolaan Sistem Informasi
Ilmu pengetahuan tersimpan dalam berbagai bentuk dokumen yang sebagian besar tercetak dalam bentuk buku, makalah atau laporan informasi semacam ini kecuali sukar untuk diakses, juga memerlukan tempat penyimpanan yang luas. Beberapa informasi telah disimpan dalam bentuk disket atau Hard Disk, namun perlu dikembangkan lebih lanjut sistem agar informasi itu mudah dikomunikasikan. Mirip halnya dengan perpustakaan elektronik, informasi ini sifatnya lebih dinamik (karena memuat hal-hal yang mutakhir) dapat dikelola dalam suatu system.
3.    Video Teleconference
Keberadaan teknologi ini memungkinkan mahasiswa dari seluruh dunia untuk dapat berkenalan, saling mengenal bangsa di dunia. Teknologi ini dapat digunakan sebagai sarana diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan kepercayaan diri dan kerjasama yang bersifat social. Banyak faktor yang mempengaruhi dilaksanakan atau tidaknya potensi teknologi telematika. Faktor utama, menurut Miarso (2004) adalah adanya komitmen politik dari para pengambil kebijakan dan ketersediaan para tenaga terampil.
4.    Perpustakaan Elektronik (e-library)
Perpustakaan yang biasanya arsip-arsip buku dengan di Bantu dengan teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. Homepage dari The Library of Congress merupakan salah satu perpustakaan yang terbesar di dunia. Saat ini sebagian informasi yang ada di perpustakaan itu dapat di akses melalui internet.

Sumber: http://indradermawan.wordpress.com/2012/12/03/peranan-telematika/

1.    Surat Elektronik (email)

Dengan aplikasi sederhana seperti email maka seorang dosen, pengelola, orang tua dan mahasiswa dapat dengan mudah berhubungan. Dalam kegiatan di luar kampus mahasiswa yang menghadapi kesulitan dapat bertanya lewat email.

2.    Pengelolaan Sistem Informasi

Ilmu pengetahuan tersimpan dalam berbagai bentuk dokumen yang sebagian besar tercetak dalam bentuk buku, makalah atau laporan informasi semacam ini kecuali sukar untuk diakses, juga memerlukan tempat penyimpanan yang luas. Beberapa informasi telah disimpan dalam bentuk disket atau Hard Disk, namun perlu dikembangkan lebih lanjut sistem agar informasi itu mudah dikomunikasikan. Mirip halnya dengan perpustakaan elektronik, informasi ini sifatnya lebih dinamik (karena memuat hal-hal yang mutakhir) dapat dikelola dalam suatu system.

3.    Video Teleconference

Keberadaan teknologi ini memungkinkan mahasiswa dari seluruh dunia untuk dapat berkenalan, saling mengenal bangsa di dunia. Teknologi ini dapat digunakan sebagai sarana diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan kepercayaan diri dan kerjasama yang bersifat social. Banyak faktor yang mempengaruhi dilaksanakan atau tidaknya potensi teknologi telematika. Faktor utama, menurut Miarso (2004) adalah adanya komitmen politik dari para pengambil kebijakan dan ketersediaan para tenaga terampil.

4.    Perpustakaan Elektronik (e-library)

Perpustakaan yang biasanya arsip-arsip buku dengan di Bantu dengan teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. Homepage dari The Library of Congress merupakan salah satu perpustakaan yang terbesar di dunia. Saat ini sebagian informasi yang ada di perpustakaan itu dapat di akses melalui internet.

Sumber: http://indradermawan.wordpress.com/2012/12/03/peranan-telematika/

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}

Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang di organisasikan ke arah pencapaian tujuan. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukannya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran atau instruksi.

Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimpin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.

Tipe Kepemimpinan
1.    Tipe Otokratis
Pada tipe ini menjelaskan bahwa pemimpin memiliki kekuasaan dalam bertindak. Tipe ini mencirikan sebagai pemimpin yang memiliki karakteristik negatif karena menunjukkan pemimpin yang otoriter.

Ciri-ciri tipe otokratis adalah:
a.    Mengandalkan kepada kekuatan / kekuasaan
b.    Menganggap dirinya paling berkuasa
c.    Keras dalam mempertahankan prinsip
d.    Jauh dari para bawahan
e.    Perintah diberikan secara terpaksa

Gaya kepemimpinan otokratik adalah:
a.    Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
b.    Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
c.    Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan

Dari tipe otokratik tersebut sudah jelas bahwa kekuasaan di pegang penuh oleh pimpinan, bersikap negatif menjadikan manusia takut dalam berpendapat.

2.    Tipe Laissez Faire
Kepemimpinan laissez faire (gaya kepemimpinan yang bebas) adalah gaya kepemimpinan yang lenih banyak menekankan pada keputusan kelompok. Dalam gaya ini, seorang pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok, apa yang baik tergantung kepada kemauan kelompok. Pada umumnya tipe laissez faire ini dijalankan oleh pemimpin yang tidak mempunyai keahlian teknis.

Ciri-cirinya adalah:
a.    Memberi kebebasan kepada para bawahan
b.    Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
c.    Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan
d.    Tidak mempunyai wibawa
e.    Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik

Dari tipe laissez faire ini  bukan tipe pemimpin yang sebenarnya, karena tidak bisa menggerakkan bawahan, sehingga tujuan organisasi tidak akan tercapai.

3.    Tipe Paternalistik
Pada tipe ini memiliki ciri tertentu yang bersifat fathernal atau kebapakan. Kepemimpinan seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapakan dalam menggerakan bawahan dalam mencapai tujuan. Namun kadang-kadang pendekatan yang dilakukan ini terlalu sentimental.

Ciri-ciri tipe paternalistik:
a.    Pemimpi bertindak sebagai bapak
b.    Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa
c.    Selalu memberikan perlindungan
d.    Keputusan ada di tangan pemimpin

Dalam keadaan tertentu memang tipe kepemimpinan seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifat negatifnya tipe paternalistik ini justru kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.

4.    Tipe Militeristik
Tipe kepemimpinan ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otokratis. Tipe ini berbeda dengan seorang pemimpin modern.

Ciri-ciri tipe militeristik:
a.    Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
b.    Displin yang tinggi, kadang bersifat kaku
c.    Komunikasi hanya berlangsung searah
d.    Menggunakan system komando / perintah
e.    Segala sesuatu bersifat formal
f.    Tidak menghendaki saran, usul, dan kritikan-kritikan dari bawahan

5.    Tipe Demokratis
Dari berbagai macam tipe kepemimpinan, tipe demokratis merupakan tipe yang dianggap berkepemimpinan baik. Hal ini disebabkan karena tipe demokratis ini menunjukkan bahwa kepentingan kelompok lebih di dahulukan dibandingkan dengan kepentingan individu.

Ciri-ciri tipe demokratis:
a.    Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran dan ide-ide baru
b.    Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi
c.    Bersifat terbuka
d.    Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
e.    Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat
f.    Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan
g.    Menghargai potensi individu
h.    Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar  jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan
i.    Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya

Dari ciri-ciri tersebut dapat kita ketahui bahwa menjadi seorang pemimpin yang demokratis itu tidaklah mudah. Namun jika tujuan ingin tercapai maka kita harus bisa menjadi seorang pemimpin yang demokratis.

6.    Tipe Open Leadership
Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Pada tipe open leadership ini menunjukkan bahwa keputusan berada ditangan pemimpin.

Ciri-ciri tipe open leadership:
a.    Bawahan menerima pengaruh dari pemimpin karena mereka menghormati, menyukai, atau menghargai pemimpinnya, bukan hanya karena para pemimpinnya, bukan karena para pemimpin tersebut memegang jabatan dari kekuasaan secara formal
b.    Melibatkan penggunaan pengaruh untuk satu maksud tertentu, yaitu untuk mencapai tujuan kelompok atau tujuan organisasi
c.    Satu proses dua arah

Teori Kepemimpinan
1.    Teori Sifat Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu fungsi kualitas seorang individu, bukan fungsi situasi, teknologi atau dukungan masyarakat. Keith Davis mengintisarikan ada empat ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi, yaitu:
a.    Kecerdasan (Intellegence)
b.    Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas (Social Maturity and Breath)
c.    Motivasi dari dan dorongan berprestasi
d.    Sikap-sikap hubungan manusia

2.    Teori Kelompok
Teori Kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangkan atas dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan bawahannya.

3.    Teori Situasional / Contingency
Pendekatan sifat maupun kelompok terbukti tidak memadai untuk mengungkap teori kepemimpinan yang menyeluruh, perhatian dialihkan pada aspek-aspek situasional kepemimpinan. Fred Fiedleer telah mengajukan sebuah model dasar situasional bagi efektivitas kepemimpinan yang dikenal sebagai contingency model of leadership effectiveness yang menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi yang menguntungkan atau menyenangkan, situasi-situasi tersebut digambarkan dalam tiga dimensi empiric yaitu:
a.    Hubungan pimpinan anggota
b.    Tingkat dalam struktur tugas
c.    Posisi kekuasaan

4.    Teori Path-Goal
Teori ini menganalisa pengaruh (dampak) kepemimpinan terutama perilaku pemimpin terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Teori ini memasukkan empat tipe atau gaya pokok perilaku pemimpin, yaitu:
a.    Kepemimpinan direktif (directive leadership)
b.    Kepemimpinan suportif (supportive leadership)
c.    Kepemimpinan partisipatif (participative leadership)
d.    Kepemimpinan orientasi prestasi (achievement-oriented leadership)

5.    Teori Genetis / Keturunan
Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin lahir bukan karena dibuat, tetapi dia lahir menjadi pemimpin oleh bakat-bakat yang luar biasa sejak dilahirkan. Dalam dirinya mengalir bakat-bakat dari orangtuanya maupun nenek moyangnya. Pemimpin yang lahir dari factor genetis, biasanya memiliki kemampuan yang luar biasa yang nampak sejak kecil.

6.    Teori Sosial
Lain halnya dengan teori genetis, teori sosial bertolak belakang dengan teori genetis. Teori sosial lebih menekan bahwa seorang pemimpin dapat disiapkan, dididik, dibentuk, dan tidak dilahirkan begitu saja. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri. Salah satu wadah persiapan bagi pemimpin adalah lembaga yang bernama sekolah, madrasah, pesantren maupun pelatihan-pelatihan khusus untuk mencetak seorang pemimpin.

7.    Teori Ekologis
Teori ini merupakan teori yang mencoba mensistensikan kedua teori di atas, yaitu genetis dan sosial. Teori ekologis lebih fleksibel. Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin sukses menjadi pemimpin bila sejak lahir dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan ekologis lingkungannya.

http://ayumerdhania.blogspot.com/2012/01/tipe-teori-kepemimpinan.html

Perubahan dan Perkembangan Organisasi

Perubahan organisasi senantiasa mengantipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yang akan mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian disain organisasi diwaktu yang akan datang.

Cara Penanganan Perubahan:
Dengan cara melakukan konsep perubahan reaktif dan yang kedua program perubahan yang direncanakan ( Planed Cange ) ,pada konsep ini tidak memerlukan biaya besar dan cukup sederhana serta dapat ditangani dengan cepat,di mana manajer akan memberikan reaksi setelah masalah terjadi. Dengan contoh : peraturan pemerintah baru mensyaratkan perusahaan mempunyai perlindungan terhadap kebakaran mungkin manajer akan membeli alat-alat kebakaran. Adapun pendekatan dengan cara proses produktifitas, Thomas dan bennis mendefinisikan perubahan yang direncanakan sebagai perencanaan dan implentasi inovasi struktual,kebijakan secara sengaja.

Ada tiga  sumber penolakan terhadap perubahan yaitu:
1.    Ketidakpastian tentang akibat dan pengaruh perubahan.
2.    Ketidak pastian untuk melepaskan keuntungan-keuntungan yang ada
3.    Pengetahuan akan kelemahan-kelemahan dalam perubahan yang diusulkan.

Perkembangan organisasi adalah program yang berusaha meningkatkan efektifitas keorganisasian dengan mengintegrasikan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan keorganisasian.
Alasan akan pentingnya perkembangan organisasi:
1.    Perubahan adalah pertanda kehidupan
2.    Perubahan memberikan harapan
3.    Pengembangan merupakan tanggapan atas perubahan
4.    Pengembangan merupakan usaha untuk menyesuaikan dengan hal baru

Metode pengembangan  organisasi:
1.    Metode penngembangan perilaku
2.    Metode pengembangan ketrampilan dan sikap

Konsep Pengembangan Organisasi
Salah satu teknik pengembangan Organisasi adalah Grid OD yang didasarkan atas kisi-kisi manajerial. R. Blake dan J. Mouton mengidentifikasikan berbagai kombinasi perhatian terhadap produk dan orang. Enam tahap yang perlu diperhatikan dari program Grid OD yaitu:
1.    Latihan
2.    Pengembangan tim
3.    Pengembangan antar kelompok
4.    Penetapan tujuan organisasi
5.    Pencapaian tujuan
6.    Stabilitas.

http://kamilfiki.blogspot.com/2012/01/teori-organisasi-umum-perubahan-dan.html

Komunikasi Dalam Organisasi

I.    Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama.

Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.

Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.

II.    Bagaimana Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi?
Menyalurkan ide melalui komunikasi bisa secara lisan maupun tulisan. Salah satu nya adalah dengan memberikan solusi yang tepat kepada orang lain yang membutuhkan solusi untuk menyelesaikan masalah nya.
Tahapan-tahapan menyalurkan ide melalui komunikasi:
1.    Ide (gagasan)
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
2.    Penyaluran (Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.
3.    Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
4.    Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
5.    Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).

III.    Hambatan – Hambatan Komunikasi
Berikut ini adalah hambatan–hambatan dalam Komunikasi:

1.    Hambatan dari Proses Komunikasi:
a.    Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
b.    Hambatan dalam penyandian/ simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c.    Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
d.    Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
e.    Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima / mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
f.    Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

2.    Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3.    Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.

4.    Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

Klasifikasi Komunikasi dalam Organisasi
Di bawah ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi:

1.    Dari segi sifatnya:
a.    Komunikasi Lisan
Komunikasi yang berlangsung lisan/ berbicara.
Cth: presentasi
b.    Komunukasi Tertulis
Komunikasi melalui tulisan
Cth: email
c.    Komunikasi Verbal
Komunikasi yang dibicarakan/ diungkapkan
Cth: curhat
d.    Komunikasi Non Verbal
Komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat)
Cth: seseorang yang nerves (gemetar)

2.    Dari segi arahnya:
a.    Komunikasi Ke atas
Komunikasi dari bawahan ke atasan
b.    Komunikasi Ke bawah
Komunikasi dari atasan ke bawahan
c.    Komunikasi Horizontal
Komunikasi ke sesama manusia/ setingkat
d.    Komunikasi Satu Arah
Pemberitahuan gempa melalui BMKG (tanpa ada timbal balik)
e.    Komunikasi Dua Arah
Berbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi

3.    Menurut Lawannya:
a.    Komunikasi Satu Lawan Satu
Berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya
Cth: berbicara melalui telepon
b.    Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)
Berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok
Cth: kelompok satpam menginterogasi maling
c.    Kelompok Lawan Kelompok
Berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain
Cth: debat partai politik

4.    Menurut Keresmiannya:
a.    Komunikasi Formal
Komunikasi yang berlangsung resmi
Cth: rapat pemegang saham
b.    Komunikasi Informal
Komunikasi yang tidak resmi
Cth : berbicara dengan teman

http://beruangkaki5.blogspot.com/2012/06/komunikasi-dalam-organisasi.html

Proses Organisasi

Dalam Organisasi tentunya terdapat proses-proses yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Seperti, Proses mempengaruhi pengambilan keputusan dan komunikasi adalah proses-proses manejerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer.

Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting daripada manajer individual dalam pengaruhny apada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasi.

Di dalam proses organisasi terdapat beberapa proses pendukung lainnya yaitu antara lain :
1.    Proses memahami
Merupakan proses untuk memmpengaruhi yaitu suatu bentuk kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok. Proses ini biasanya diterapkan untuk mengerti suatu bentuk kebiasaan atau perilaku dari anggota organisasi sehingga dapat melihat dan memehami karakterisitik dari sebuah organisasi itu sendiri.
2.    Proses Pengambilan Keputusan
Keputusan dari seorang pemimpin tidak datang secara tiba-tiba, tetapi melalui suatu proses. Pengambilan keputusan yang akan diwujudkan menjadi kegiatan kelompok merupakan hak dan kewajiban pucuk pimpinan berupa wewenang dan wewenang itu dapat dilimpahkan.
Pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin yang bersifat apriori (berburuk sangka) selalu merupakan proses, baik yang berlangsung dalam pikiran maupun dalam kegiatan oprasioal pemecahan masalah. Proses pengambilan keputusan itu berlangsung dengan Konsep sebagai berikut:
•    Identifikasi dan diagnosis masalah
•    Pengumpulan dan analisis data yang relevan
•    Pengembangan & evaluasi alternantif
•    Pemilihan alternatif terbaik
•    Implementasi keputusan & evaluasi terhadap hasil-hasil

Sementara itu tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.    Model-model Pengambilan Keputusan
•    Relationalitas Keputusan
•    Model-model perilaku pengambilan keputusan
b.    Teknik Pengambilan Keputusan
•    Teknik -teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
•    Teknik -teknik Partisipatif
•    Teknik -teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal

http://3rest.wordpress.com/2011/12/20/proses-organisasi/

Konflik Organisasi

Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya menjadi tidak berdaya.

Konflik itu sendiri merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat maupun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggota atau antar kelompok masyarakat lainnya, konflik itu akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik yang dapat terkontrol akan menghasilkan integrasi yang baik, namun sebaliknya integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan suatu konflik.

Konflik menurut Robbin
Konflik organisasi menurut Robbins (1996) adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh terhadap pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.

Pandangan ini dibagi menjadi 3 bagian menurut Robbin yaitu:
1.    Pandangan tradisional
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan tersebut.
2.    Pandangan kepada hubungan manusia.
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang wajar terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut.
3.    Pandangan interaksionis.
Pandangan ini menyatakan bahwa mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya suatu konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh karena itu, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat dan kreatif.

Jenis-jenis Konflik
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi:
1.    Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2.    Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan).
3.    Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma–norma kelompok.
4.    Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok atau antar organisasi.
5.    Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.

Sumber-Sumber Utama Penyebab Konflik Organisasi
Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi, yaitu:
1.    Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan,
2.    Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula,
3.    Perbedaan kepentingan individu atau kelompok,
4.    Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, dan
5.    Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya.

Teknik-Teknik Utama Untuk Memecahkan Konflik Organisasi
Ada beberapa cara untuk menangani konflik yaitu:
1. Introspeksi diri,
2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat,
3. Identifikasi sumber konflik,

Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik:
A.    Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-lose solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
B.    Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Situasi menang kalah terjadi lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
C.    Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
D.    Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama-sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama. Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution).
E.    Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadai hal yang harus kita pertimbangkan.

http://laisanurin.blogspot.com/2011/12/konflik-organisasi.html

Organisasi

Tipe Organisasi
1.    Piramida mendatar (flat)‏
Ciri-ciri:
a.    Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki kewenangan sedikit.
b.    Jumlah pekerja (bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak
c.    Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relatif kecil.
2.    Piramida terbalik
Organisasi piramida terbalik.salah satu unit dari tipe piramida. Piramida terbalik ialah jumlah jabatan pimpinan lebih besar daripada jumlah pekerja. Organisasi ini hanya cocok untuk organisasi – organisasi yang pengangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional seperti organisasi-organisasi/lembaga – lembaga penelitian, lembaga- lembaga pendidikan.
3.    Tipe Kerucut
Ciri-ciri organisasi dari tipe kerucut:
a.    Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
b.    Rentang kendali sempit.
c.    Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dapat dilakukan sampai kepada pejabat/pimpinan yang bawah/rendah.
d.    Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
e.    Jumlah informasi jabatan cukup besar.

Bentuk Organisasi
1.    Bentuk Organisasi Garis
Bentuk ini merupakan nbentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah karyawan yang relatif sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum begitu rumit dan tinggi.

Kebaikannya:
1.    Kesatuan komado terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan.
2.    Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang diajak berkonsultasi masih sedikit.
3.    Rasa solidaritas dianatara karyawan umumnya tinggi karena saling mengenal.

Keburukannya:
1.    Seluruh organisasi tergantung pada satu pimpinan (satu orang) dimana bila pimpinan tersebut berhalangan maka organisasi tersebut akan mandek atau hancur.
2.    Ada kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
3.    Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.

2.    Bentuk Organisasi Fungsional
Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.

Kebaikannya:
1.    Pembidangan tugas-tugas jelas.
2.    Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.
3.    Digunakannya tenga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.

Keburukannya:
1.    Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of duty.
2.    Karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.

3.    Bentuk Organisasi Garis dan Staff
Bentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan yang banyak. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.

Kebaikannya:
1.    Dapat digunakan pada setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya, luas organisasinya,dan kompleksitas susunan organisasinya.
2.    Pengambilan keputusan lebih mudah karena adanya dukungan dari staf ahli.
3.    Perwujudan “the right man in the right place”lebih mudah terlaksana.

Keburukannya:
1.    Sesama karyawan dapat terjadi tidak saling mengenal, solidaritas sulit terbangun
2.    Karena susunan organisasinya yang koompleksitas, maka kesulitannya adalah dalam bidang koordinasi antar divisi atau departemen.
4.    Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff
Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi ini adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas.
Struktur dan Skema Organisasi

Struktur Organisasi
A.    Pengertian Arti Definisi Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang.

B.    Elemen Struktur Organisasi
Empat elemen dalam struktur organisasi yaitu:
1.    Adanya spesialisasi kegiatan kerja
2.    Adanya standardisasi kegiatan kerja
3.    Adanya koordinasi kegiatan kerja
4.    Besaran seluruh organisasi.

Skema Organisasi
Skema atau bagan organisasi adalah suatu lukisan yang dimaksudkan untuk menggambarkan susunan organisasi baik mengenai fungsi, bidang, tingkatan maupun rentang kendalinya.

Macam-macam Skema Organisasi:
A.    Berdasarkan teknik atau cara membuatnya:
1.    Skema Organisasi Tegak Lurus dari atas kebawah
2.    Skema Organisasi Mendatar dari kiri kekanan
3.    Skema Organisasi gabungan Tegak Lurus dan Mendatar
4.    Skema Organisasi Lingkaran
5.    Skema Organisasi Gambar

B.    Berdasarkan isi atau fungsi didalamnya:
1.    Skema Organisasi Fungsional menjelaskan tentang letak dari fungsi-fungsi tugas dalam hubungannya dengan fungsi-funsi yang lain.
2.    Skema Organisasi Jabatan menjelaskan tentang garis wewenang yang harus dianut sesuai dengan jabatan masing-masing.
3.    Skema Organisasi Nama menjelaskan tentang garis wewenang yang harus dianut sesuai dengan nama-nama para pejabat yang bersangkutan.
4.    Skema Organisasi Nama dan Jabatan menggabungkan antara masing-masing jabatan dengan masing-masing nama para pejabat dalam suatu organisasi.
5.    Skema Organisasi Struktur menjelaskan tingkatan jenjang antara unit-unit dalam organisasi tersebut.

Menurut Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi yaitu:
1.    Bentuk Vertikal
2.    Bentuk Mendatar/ horizontal
3.    Bentuk Lingkaran/ circular
4.    Bentuk Setengah lingkaran/ semi Sircular
5.    Bentuk Elliptical
6.    Bentuk Piramida terbalik (Invented Piramid)

Bagan organisasi adalah suatu upaya dengan tulisan atau lisan untuk menunjukan tingkatan organisasi.
1.    Bagan mendatar ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari kiri ke arah kanan atau sebaliknya.
2.    Bagan Lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke arah bidang lingkaran.
3.    Bagan Setengah lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke arah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya.
4.    Bagan Elips ialah bentuk bagan satuan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat Elips ke arah bidang elips

Setiap bentuk bagan organisasi yang ada menggambarkannya dapat dibalik, kecuali bagan lingkaran, bagan elips dan bagan sinar. Bagan pyramid dapat disusun dari bawah ke arah atas, bagan mendatar dapat disusun dari kanan kea rah kiri, bagan menegak (Vertikal) dapat disusun dari bawah ke atas, bagan setengah lingkaran dapat di susun dari pusat lingkaran ke arah bidang atas lingkaran, bagan setengah elips dapat disusun dari pusat elip kea rah bidang atas elip. Dalam bagan lingkaran, bagan elip dapat pula digambar satuan organisasi atau pejabat yang lebih rendah kedudukannya terletak di atas, tetapi ini semua tidak mengubah jenjang ataupun kedudukan yang sesungguhnya.

Bentuk Organisasi
Berdasarkan Proses Pembentukannya:
1.    Organisasi Formal
Organisasi yang dibentuk secara sadar dan dengan tujuan tertentu diatur dengan ketentuan formal baik dalam anggaran dasar maupun anggaran rumah tangga, kegiatan atau hubungan yang terjadi adalah hubungan jabatan yang telah diatur dalam ketentuan tertulis
2.    Organisasi Informal
Terbentuk tanpa disadari sepenuhnya, tujuan tidak jelas, anggaran dasar serta anggaran rumah tangga tidak ada, hubungan terjalin secara pribadi
Berdasarkan Kaitan Hubungan dengan Pemerintah
3.    Organisasi Resmi
Organisasi yang di bentuk dengan pemerintah dan atau harus terdaftar dalam lembaran Negara.
4.    Organisasi Tidak Resmi
Organisasi yang tidak ada hubunganya dengan pemerintah dan atau tidak terdaftar dalam lembaran Negara

Berdasarkan Skalanya:
1.    Organisasi besar
2.    Organisasi sedang
3.    Organisasi kecil

Berdasarkan tujuannya:
1.    Organisasi Sosial
Organisasi yang tujuan utamanya memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa memperhitungkan untung rugi
2.    Organisasi Perusahaan
Organisasi yang didirikan dengan tujuan komersil atau mencari keuntungan

Berdasarkan bagan organisasi:
1.    Segitiga Vertikal
2.    Segitiga Horosontal
3.    Kerucut Vertikal Horisontal
4.    Lingkaran
5.    Setengah lingkaran
6.    Oval

http://safrilblog.wordpress.com/2011/03/21/organisasi/

Membuat Border Keren di Word 2007

Hai kawan blogger, dengan bantuan fitur yang tersedia di Page Layout Ribbon, Kamu bisa menambahkan border dengan mudah di dokumen, caranya :

  1. Buka Dokumen. Kemudian klik di bagian awal dari dokumen. Klik tab Layout pada Ribbon. klik tombol Page Border di bagian Page Background.
  2. Maka akan muncul jendela Border And Shading. Pastikan aktif di tab Page Border. Di bawah bagian setting, pilih Box.
  3. Pada bagian Style, pilih jenis pinggiran garis yang diinginkan. Tersedia mulai mulai tebal hingga tipis.
  4. Kamu juga bisa mengatur warna dan tebal garis pada bagian Color dan Width. Bahkan jika tidak ingin garis biasa, kamu bisa mengaturnya lewat opsi Art yang menyediakan bermacam-macam motif. Untuk melihathasil jadinya, kamu bisa melihatnya di bagian Preview.
  5. Agar terlihat menarik, kamu juga bisa menambahkan Shading, yaitu memberikan warna tertentu untuk latar belakang dari teks. Untuk melakukannya, klik tab Shading. Kamu bisa mengatur warna dan mendapatkan pattern juga. Tapi masalahnya ini hanya berlaku untuk sebuah paragraf, sehingga jika tardapat banyak paragraf kamu harus melakukannya satu persatu.
  6. Kembali ke tab Page Border. Pada bagian Apply to drop-down list, pilih The Section – First Page Only. Nantinya border hanya akan diaplikasikan di halaman pertama saja.

Border telah tercipta di sekeliling teks…

Sumber: http://perangkatlunak-cakrijal.blogspot.com/2011/12/hai-kawan-blogger-dengan-bantuan-fitur.html

Tips Cara Packing Rapi Sebelum Berangkat Bepergian/ Liburan

Merencanakan perjalanan untuk liburan memang menyenangkan. Segudang rencana terlintas di benak, mulai dari duduk berselonjor di pinggir kolam renang di sebuah hotel mewah, berwisata kuliner, sampai belanja oleh-oleh untuk orang-orang tersayang. Pasti rasanya tak sabar menjelajahi tempat bru dan keluar sejenak dari rutinisitas yang membuat penat. Tapi karena terlalu bersemangat, Anda terlupa untuk serius mengurus packing. Malah, mengepak koper dilakukan di menit-menit terakhir sebelum berangkat berpergian. Akibatnya, bawaan Anda terlalu banyak, atau justru kurang. Berikut ini adalah tips bagaimana cara packing dengan rapi sebelum berangkat bepergian / liburan:

1. Sepatu. Biasanya: Karena terlalu banyak pilihan pakaian yang ingin dikenakan, Anda jadi pusing memilih sepatu yang cocok untuk setiap pakaian. Akhirnya Anda mebawa lebih dari 3 sepatu. Sebaiknya: Cukup bawa 2 pasang sepatu saja. Sepasang sepatu Anda kenakan, dan sepasang lagi ditaruh di koper. Kenakan sepatu datar ketika berangkat. Ingat Anda akan cukup repot mondar-mandir di bandara dan menghabiskan waktu berjam-jam di pesawat. Taruh dalam shoe bag berbahan kanvas terpisah, agar tidak mengotori pakaian, dan sumpal sepatu dengan kertas agar bentuknya tidak berubah. Letakkan dalam posisi yang tidak tertindih barang-barng lainnya. Sah-sah saja Anda jika Anda ingin membawa sepasang sepatu berhak tinggi, terutama untuk acara istimewa, tapi tetap pilih yang nyaman daripada stiletto.

2. Pakaian. Biasanya: Anda membawa terlalu banyak pakaian karena khawatir salah kostum dan selalu ingin tampil modis sepanjang liburan. Padahal, tak semua pakaian akhirnya terpakai. Ingatlah, bila pakaian Anda menyita lebih dari 80% ruang dalam koper, berarti itu sudah terlalu banyak. Sebaiknya: Pilihlah pakaian yang mudah untuk dipadupadankan. Misalnya: 1) Celana panjang bahan dan jeans berwarna gelap, seperti hitam, abu-abu atau biru tua; 2) Atasan polos lengan panjang berbahan jersey. Hindari yang berbahan linen atau satin; 3) Blues bermotif bunga kecil atau bergaris-garis; 4) Kardigan panjang warna hitam atau biru tua; 5) Jika Anda berlibur ke Negara dengan musim gugur dan dingin, kenakan jaket berbahan parasut tebal dengan penutup kepala yang bisa dilepas. Pilih yang berwarna cokelat muda; 6) Sebuah gaun berpotongan sederhana seperti shift dress berbahan wool atau silk. Boleh shift dress berbahan wool atau silk. Boleh warna hitam atau cokelat sehingga bisa dikenakan untuk pergi berbelanja di siang hari dan makan malam istimewa di malam hari. Lipat rapi pakaian Anda, kelompokkan berdasarkan jenisnya, lalu masukkan ke dalam kantung plastic berperekat (bisa dibeli di toko swalayan). Satu kantung plastic bisa memuat 5-7 kaos. Buat kantong menjadi kedap udara dengan menekan lembut kantong sehingga udaranya keluar, lalu segera tutup. Khusus kemeja atau jaket, gantung di hanger plastic dan letakkan dalam suit bag agar tak mudah kusut. Namun, jika di dalam koper Anda tidak tersedia suit bag, taruh jaket atau kemeja di bagian paling atas dengan posisi melintang

3. Lingerie. Biasanya: Lingerie atau pakaian dalam jadi barang terakhir yang Anda masukkan ke dalam koper. Akhirnya, Anda menyelipkan lingerie Anda di pojok koper. Padahal cara ini justru bisa membuat lingerie Anda rusak. Sebaiknya: Lipat dengan rapi lingerie Anda dan simpan di dalam garment bag ukuran kecil yang ditempatkan terpisah agar terjaga bentuknya.

4. Hair Dryer dan Handuk. Biasanya: Rambut jadi syarat penting untuk tampil cantik saat liburan. Hair dryer pun tak pernah ketinggalan dalam daftar bawaan Anda. Demikian juga handuk. Kedua barang ini kelihatannya sepele, padahal cukup menyita tempat juga! Sebaiknya: Tinggalkan keduanya, terlebih bila Anda tahu kualitas hotel tempat Anda akan menginap sudah cukup bagus. Kedua barang itu pasti tersedia di hotel dan terjaga kebersihannya. Sebagai gantinya, bawa sisir dan hairsparay atau hairwax ukuran mini.

5. Toiletries. Biasanya: Meski hotel-hotel berbintang biasanya menyediakan kebutuhan toiletries, seperti sabun, mandi, sampo, body lotion, sikat gigi dan pasta gigi. Anda lebih nyaman menggunakan produk yang biasa Anda gunakan sehari-hari. Untuk itu Anda tak segan memboyong seluruh isi kamar mandi. Bahkan produk-produk kemasan besar pun, dijejalkan ke dalam kopor. Sebaiknya: Pilih toiletries dalam kemasan kecil atau gunakan botol-botol plastic kecil. Isi botol-botol kecil itu dengan toiletries sesuai kebutuhan. Cara ini jauh lebih praktis meringankan Anda. Atau, Anda bisa membeli produk kesayangan yang memang berukuran khusus untuk kebuhtuhan travel (travel size), yang kini banyak dijual. Selain itu, Anda akan lebih mudah melewati bagian keamanan di bandara yang biasanya sanagt ketat terhadap benda-benda cair. Manfaatkan sisa ruang di toiletries bag untuk obat-obatan pribadi Anda.

Sumber: http://tipsanda.com/2011/07/05/tips-cara-packing-rapi-sebelum-berangkat-bepergianliburan/