Archive for November, 2012

JJJ *Journey Jakarta-Jogja* – Part V

Hoooaaahmm. Pagi yang cerah di Jogja menyapaku lewat sentuhan sinar mentarinya. Rasa kantuk yang menggila masih memberatkan kedua kelopak mataku. Siaran TV masih sama seperti yang terakhir kulihat semalam, rupanya belum sempat dimatikan TV-nya. Kududuk di samping Pak Kusir tempat tidur, dan kucoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Kenapa aku bisa ada disini? Apa yang terjadi denganku? Ooh tidak. Oh My God. Ya ampuun *alay gak sih? :D*.

Usai mandi, aku dan mas Zaka segera turun ke lobby dan menuju ke breakfast room. Disusul mas Budi dan Asep di urutan ketiga dan keempat setelah melewati tikungan terakhir -___-. Btw, Asep tokoh berikutnya yang aku munculkan dalam cerbung kacrut ini, salah satu anggota tim yang berjumlah delapan orang. Nasi goreng menjadi pilihanku untuk menikmati sarapan pagi di hotel ini, ditemani dengan roti bakar isi selai nanas, teh manis hangat dan juice jeruk *temennya banyak aja*.

Rena dan Laila, dua orang wanita di sarang penyamun tim delapan, hadir beberapa saat kemudian sambil membawa menu sarapannya masing-masing. Berarti tinggal dua orang lagi yang belum menampakkan batang hidungnya, mas Mufid dan Soni. Hingga sarapanku hampir habis, belum muncul juga kedua orang itu. Tidurnya pulas atau mandinya yang lama? Padahal pagi ini kami harus segera check out. Tak lama kemudian, muncul juga mereka ketika waktu hampir injury time.

Usai sarapan, ternyata kami sudah ditunggu Pak Yanto di lobby hotel. Pak Yanto pun dengan sigap membantu kami membawa barang-barang kami ke dalam mobil. Setelah check out dari Whi*z Hotel, perjalanan kami berikutnya adalah menuju kantor rekanan yang akan menjadi partner kami dalam kegiatan pameran di Taman Pintar. Setibanya di kantor rekanan, kami langsung melakukan meeting singkat untuk persiapan akhir kegiatan.

Meeting singkat yang diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja membawa kami bertolak kembali ke Taman Pintar. Ternyata oh ternyata, kehidupan di Taman Pintar ketika matahari bersinar adalah mayoritas menjadi dunia bermain bagi anak-anak. Meskipun tidak sedikit juga pelajar yang melakukan aktivitas belajar lainnya di area ini. Karena suasana sangat ramai, mobil kami hanya diizinkan parkir sebentar di dalam untuk sekedar mengeluarkan barang-barang bawaan kami di mobil. Setelah itu, Pak Yanto memarkirkan mobil di samping Taman Pintar.

Suasana loading barang yang riuh di dalam ruang serbaguna sedikit membuatku terjaga dari kurungan rasa kantuk yang memenjarakanku. Booth kami yang semalam mati suri, kini mulai berdenyut. Beberapa teman tampak mulai beraktivitas merapikan booth kami. Begitupun halnya yang dilakukan para peserta lainnya. Aku sendiri tak lama berada di dalam ruang serbaguna, untuk kemudian bergegas kembali mendokumentasikan situasi dan kondisi terkini di Taman Pintar *halah*.

Siang hari yang sedikit diwarnai mendung, meskipun tak lama kemudian diguyur panas matahari kembali. Jl. P. Senopati di siang itu tampak padat dengan aktivitas lalu lintas, sehingga membuat kami sedikit kesulitan ketika ingin menyeberang. Tapi untunglah, Bapak-bapak petugas keamanan dari Taman Pintar membantu kami dengan baik. Aku dan mas Zaka memulai aktivitas pendokumentasian dengan mengambil beberapa shoot jalan raya, Taman Pintar tampak depan, spanduk, baliho, dan beberapa atribut lainnya. Rencananya, hasil shoot video kami hari ini dan pembukaan pameran keesokan paginya akan ditayangkan pada live teleconference dengan Jakarta usai shalat Jumat esok.

Jika diperhatikan, meskipun lalu lintas disini cukup tinggi kepadatannya, sebagian besar pengendara kendaraan bermotor masih mematuhi peraturan tertib berlalu lintas dengan cukup baik. Para pejalan kakinya pun juga lumayan tertib, menyeberang jalan di zona yang telah ditentukan. Serapi-rapinya keadaan berlalu-lintas disini, tetap ada oknum pelanggar lalu lintasnya juga memang, namun kurasa intensitasnya cukup kecil ya.

Setelah dirasa cukup untuk sesi pengambilan gambar video suasana Taman Pintar beserta dokumentasi pendukungnya, kami pun kembali ke dalam Taman Pintar. Aku yang berjalan di belakang mas Zaka sengaja berjalan lebih perlahan untuk melihat-lihat suasana area Taman Pintar ketika siang. Patung anak kecil yang kulihat semalam masih berada di tempatnya seperti pertama kali kulihat. Air mancur yang dipenuhi anak-anak kecil, sekolah bermain bagi anak-anak, dan sebuah kubah yang berada di sisi kanan dari pintu masuk Taman Pintar. Tunggu dulu, kubah apa itu?

Sepertinya kubah itu bukan suatu Masjid. Bukan juga ruang perkumpulan atau warung kopi, apalagi rumah Patrick Star temannya Sponge Bob Squarepants. Rasa penasaran menuntunku untuk mendekati kubah ajaib itu. Kalau dilihat-lihat dari stiker yang menempel pada jendela bundar di kubah itu, kok banyak gambar-gambar planet, bulan, bintang, dan beberapa jenis anggota Tata Surya lainnya. Apakah ini NASA? -___-

Berdasarkan penyedilikan, eh penyelidikan aku, tak disangka dan tak dinyana, rupa-rupanya kubah ini adalah sebuah hanggar pesawat UFO *salaah*. Ternyata kubah ini adalah sebuah Planetarium. Sekali lagi Planetarium. Planetarium pemirsa. Bayangkan, Planetarium !!! *euforia berlebihan*. Ya, sedari dulu aku memang ingin sekali ke Planetarium, entah itu yang di Bosscha Bandung atau Planetarium Taman Ismail Marzuki Jakarta. Tapi sampai sekarang belum kesampaian *sedih ya*. Oke, part kali ini ditutup dengan ending yang kurang enak.

Bekasi, 17-11-2012—21.17

Macam–macam Organisasi dari Segi Tujuan

Perkembangan ekonomi telah mendorong terbentuknya organisasi dalam berbagai bentuk. Dari segi unit usaha maupun dari segi tujuan yang ada disekeliling kita, dapat diamati bahwa masing-masing unit usaha mempunyai karakteristik yang berbeda-beda baik dari segi skala usaha untuk mencapai tujuan masing-masing organisasi, kepemilikan, permodalan, pembagian laba sampai tanggung jawab. Berdasarkan karakteristik yang berbeda tersebut maka tiap unit usaha memerlukan pengelolaan yang berbeda pula. Setiap organisasi yang didirikan dapat berbentuk Organisasi Niaga (Perseroan Terbatas, CV, Joint Ventura, Fa, Koperasi, Trust, Kartel, Holding Company), Organisasi Sosial maupun Organisasi Regional dan Internasional.

Berbagai organisasi-organisasi tersebut memiliki karakteristik yang beraneka ragam yang dapat menghasilkan keuntungan dan kerugian masing-masing. Apabila kita ingin mendirikan suatu unit bisnis, maka kita akan memilih bentuk yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan untuk mendapatkan tujuan dari unit bisnis atau organisasi tersebut.

Keragaman bentuk organisasi yang ada dapat dibedakan secara jelas ketika kita membandingkan toko kelontong, supermarket, konsultan hukum, atau perusahaan otomotif. Masing-masing unit bisnis atau organisasi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Demikian pula yang akan kita bahas pada makalah ini seperti Organisasi Niaga, Regional dan Internasional, antara klasifikasi disetiap masing organisasi-organisasi tersebut terdapat perbedaan karakteristik pada pembentukan organisasi, tujuan organisasi maupun segi keuntungan organisasi sendiri.

Organisasi Niaga
Adalah Organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan. Macam-macamnya yaitu:
1. Perseroan Terbatas (PT)
2. Perseroan Komanditer (CV)
3. Firma (FA)
4. Koperasi
5. Join ventura
6. Trust
7. Kontel
8. Holding Company

Organisasi Sosial
Adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat. Jalur pembentukan organisasi Kemasyarakatan:
1. Jalur Keagamaan
2. Jalur Profesi
3. Jalur Kepemudaan
4. Jalur Kemahasiswaan
5. Jalur Kepartaian & Kekaryaan

Bentuk-bentuk Organisasi:
1. Bentuk Organisasi Staff
2. Bentuk Organisasi Lini
3. Bentuk Organisasi Fungsional
4. Bentuk Organisasi Fungsional & Lini
5. Bentuk Organisasi Fungsional & Staff
6. Bentuk Organisasi Lini &Staff

Struktur/ bagan organisasi memperlihatkan satuan-satuan organisasi, hubungan-hubungan & saluran wewenang & tanggung jawab yang ada dalam organisasi, digunakan untuk mengatur kelancaran organisasi

Pengertian bentuk organisasi sering disamakan dengan tipe organisasi, padahal keduanya berbeda. Menurut tipenya organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi dengan tipe piramid dan organisasi dengan tipe kerucut. Bentuk organisasi memandang organisasi dari segi tata hubungan, wewenang (authority), dan tanggung jawab (Responsbility), yang ada dalam suatu organisasi

Arti Penting Organisasi Dan Metode
Pengertian organisasi dan metode (secara lengkap) adalah rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Dari pengertian tersebut terkandung beberapa maksud yaitu:
1. Organisasi dan metode merupakan kunci atau syarat pelaksanaan kerja yang setepat-tepatnya,
2. Organisasi dan metode penting bagi kegiatan manajemen,
3. Organisasi dan metode dapat memanfaatkan sumber-sumber dan waktu yang tersedia, dan
4. Organisasi dan metode berguna dalam meningkatkan efisiensi kerja untuk mencapai tujuan.

Dari uraian di atas terlihat jelas betapa eratnya hubungan antara manajemen, organisasi dan metode, bahkan sepertinya dapat dikatakan bahwa organisasi dan metode merupakan salah satu bidang pengkhususan dari manajemen.

Manajemen pada hakekatnya merupakan proses kegiatan seorang pimpinan (manager) yang harus dilakukan dengan mempergunakan cara-cara pemikiran yang rasional maupun praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kerja sama dengan orang lain sebagai sumber tenaga kerja tanpa mengabaikan sumber-sumber yang lain dan waktu yang tersedia dengan cara yang setepat-tepatnya.

Kegiatan manajemen:
1. Planning (perencanaan)
a. Merupakan proses kegiatan pemikiran, dugaan dan penentuan prioritas-prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melaksanakan tindakan yang sebenarnya.
b. Merupakan kegiatan non fisik (kejiwaan) sebelum melaksanakan kegiatan fisik
c. Sangat diperlukan dalam rangka mengarahkan tujuan dan sasaran organisasi serta tujuan suatu program pembangunan
2. Organizing (pengorganisasian)
a. Merupakan proses penyusunan pembagian kerja ke dalam unit-unit kerja dan fungsi-fungsinya serta penempatan mengenai orang yang menduduki fungsi-fungsi tersebut secara tepat
b. Dilakukan demi perencanaan, pelaksanaan dan pembagian kerja yang tepat
c. Harus diperhatikan dalam penempatan orang (staffing) dilakukan secara obyektif.
3. Motivating (pendorongan)
a. Merupakan proses kegiatan yang harus dilakukan untuk membina dan mendorong semangat dan kerelaan kerja para pegawai
b. Mencakup segi-segi perangsang baik yang bersifat rohaniah seperti kenaikan pangkat, pendidikan dan pengembangan karier, pemberian cuti dan sebagainya maupun yang bersifat jasmaniah seperti sistem upah yang baik dan memotivasi, pemberian tunjangan, penyediaan fasiliatas yang lengkap, dan sebagainya
4. Controlling (pengendalian)
a. Merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mengadakan pengawasan, penyempurnaan dan penilaian sehingga dapat mencapai tujuan seperti yang direncanakan
b. Sangat penting untuk mengetahui sampai dimana pekerjaan sudah dilaksanakan
c. Dapat dilakukan evaluasi, penentuan tindakan korektif ataupun tindak lanjut, se¬hingga pengembangan dapat ditingkatkan pelaksanaannya

Keempat kegiatan manajemen tersebut tidak dapat terlaksana tanpa adanya sumber-sumber ataupun sarana yang harus didayagunakan secara tepat. Sumber-sumber yang dimaksud disebut 6 M (The six M’s in management), yaitu:
1. Manusia atau tenaga kerja (man power).
2. Uang atau dana (money).
3. Bahan-bahan atau material (materials).
4. Mesin dan peralatan (machine and equipment).
5. Tata kerja atau (methods)
6. Pasar (market).

http://azenismail.wordpress.com/2010/11/15/bab-4-macam-macam-organisasi-dari-segi-tujuan/

Ciri–ciri, Unsur dan Teori Organisasi

Ciri-Ciri Organisasi
– Adanya komponen ( atasan dan bawahan)
– Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
– Adanya tujuan
– Adanya sasaran
– Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
– Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas

Unsur-Unsur dan Bentuk Organisasi
A. Unsur-Unsur Organisasi
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci adalah:
1. Man
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
2. Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3. Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
4. Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
5. Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Termasuk dalam unsur lingkungan, antara lain:
a. Kondisi atau situasi yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi atau situasi akan selalu mengalami perubahan.
b. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.
c. Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah operasi dibedakan menjadi:
a) Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi
b) Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
c) Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan) yang mempunyai hubungan dan kepentingan dengan organisasi.
d) Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan, kewajiban, tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam batas-batas tertentu yang tidak boleh dilampaui sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Kekayaan Alam
Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan fauna.

B. Bentuk-Bentuk Organisasi
1. Ditinjau dari Jumlah Pucuk Pimpinan
a. Bentuk organisasi tunggal adalah organisasi yang pucuk pimpinannya ada di tangan seorang. Sebutan jabatan untuk bentuk tunggal antara lain Presiden, Direktur, Kepala, Ketua; di dalam struktur organisasi pemerintahan dikenal sebutan jabatan Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota, Walikotamadya, Camat, Lurah; dalam struktur organisasi perguruan tinggi dikenal sebutan jabatan Rektor, Dekan.
b. Bentuk organisasi jamak adalah organisasi yang pucuk pimpinannya ada di tangan beberapa orang sebagai satu kesatuan. Sebutan jabatan yang digunakan antara lain Presidium, Direksi, Direktorium, Dewan, Majelis.
2. Ditinjau dari Saluran Wewenang
a). Bentuk organisasi jalur adalah organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam semua bidang pekerjaan, baik pekerjaan pokok maupun pekerjaan bantuan.
b). Bentuk organisasi fungsional adalah organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu; pimpinan tiap bidang berhak memerintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya.
c). Bentuk organisasi jalur dan staff adalah organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam semua bidang pekerjaan baik pekerjaan pokok maupun pekerjaan bantuan; dan di bawah pucuk pimpinan atau pimpinan satuan organisasi yang memerlukan diangkat pejabat yang tidak memiliki wewenang komando tetapi hanya dapat memberikan nasehat tentang keahlian tertentu.
d). Bentuk organisasi fungsional dan staff adalah organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu, pimpinan tiap bidang kerja dapat memerintah semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya; dan di bawah pucuk pimpinan atau pimpinan satuan diangkat pejabat yang tidak memiliki wewenang komando tetapi hanya dapat memberikan nasehat tentang bidang keahlian tertentu.
e). Bentuk organisasi fungsional dan jalur adalah organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu, pimpinan tiap bidang kerja berhak memerintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya; dan tiap-tiap satuan pelaksana ke bawah memiliki wewenang dalam semua bidang kerja.
f). Bentuk organisasi jalur, fungsional dan staff adalah organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu, pimpinan tiap bidang berhak memerintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya; dan tiap-tiap satuan pelaksana ke bawah memiliki wewenang dalam semua bidang kerja; dan di bawah pucuk pimpinan atau pimpinan bidang diangkat pejabat yang tidak memiliki wewenang komando tetapi hanya dapat memberikan nasehat tentang bidang keahlian tertentu.

http://iwakbakar.wordpress.com/2011/12/11/ciri-ciriunsur-dan-teori-organisasi/

Arti Pentingnya Organisasi dan Metode

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. atau dapat disebut sebagai bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi). Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan anggota organisasi) untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi pengurus organisasi/pejabat yang berwenang.

Pengertian organisasi dan metode secara lengkap: rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan factor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkan.

Manajemen dan Organisasi

Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan di pihak lain.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungsional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.

Manajemen dan Tata Kerja

Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sebuah organisasi yang dapat berfungsi sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan.

Tata kerja atau metode adalah suatu cara bagaimana agar sumber-sumber dan waktu yang tersdia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula. Pemakaian tata kerja yang tepata ditujukan untuk:

1. Menghindari terjadinya pemborosan di dalam pendayagunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia

2. Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses pencapaian tujuan

3. Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat

Hubungan tata kerja dalam manajemen adalah untuk menjelaskan bagaimna proses kegiatan manajemen harus dilaksankan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.

Manajemen Organisasi dan Tata Kerja

Hubungan timbal balik antara manajemen, organisasi, dan tatakerja dapat disimpulkan sebagai berikut:

• Manajemen: Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antar manusia.

• Organisasi: Alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokkan kerja sama.

• Tata kerja: Pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.

Dari konsep tersebut, jelaslah bahwa baik manajemen, organisasi maupun tata kerja ketiganya diarahkan kepada tercapainya tujuan.

Ciri-ciri Unsur & Teori Organisasi

Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Ciri-ciri Organisasi ialah:

1) terdiri daripada dua orang atau lebih

2) ada kerjasama

3) ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain

4) ada tujuan yang ingin dicapai.

Unsur-unsur organisasi:

1. Manusia (man): dalam keorganisasian, manusia sering disebut sebagai pegawai atau personel yang terdiri dari semua anggota organisasi tersebut yang menurut fungsidan tingkatannyaterdiri dari pimpinan(administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, manajer yang memimpin tiap-tiap satuan unit kerja yang sudah dibagikan sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan para pekerja.

2. Kerjasama (team work): suatu kegiatan bantu-membantu antar sesama anggota oeganisasi yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. oleh karena itu, anggota organisasi dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsi, tugas dan tingkatannya masing-masing.

3. Tujuan bersama: adalah arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan merupakan titik akhir dari apa yang diharapkan atau dicapai dalam organisasi. Setiap anggota sebuah organisasi harus mempunya tujuan yang sama agar organisasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan keinginan bersama.

4. Peralatan (equipment): segala sesuatu yang digunakan dalam organisasi seperti uang, kendaraan, gedung, tanah dan barang modal lainnya.

5. Lingkungan (environtment): yang termasuk kedalam unsur lingkungan adalah:

a. kondisi atau situasi yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi berjalannya organisasi karena kondisi atau situasi sangat dekat hubungannya dengan organisasi dan anggotanya.

b. tempat atau lokasi, karena mempengaruhi sarana transportasi dan komunikasi.

c. Wilayah operasi yang dijadikan sarana kegiatan organisasi, wilayah operasi dibagi menjadi empat, yaitu wilayah kegiatan,wilayah jangkauan, wilayah personil, wilayah kewenangan atau kekuasaan.

6. Kekayaan alam : yang dimaksud adalah cuaca, keadaan geografis, flora, fauna dll.

7. Kerangka/kontruksi mental organisasi itu sendiri.

Teori Organisasi

1.Teori Organisasi Klasik (Teori Tradisional)‏

Teori klasik (classical theory) berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai tahun 1800 (abad 19). Secara umum digambarkan oelh para teoritisi klasik sebagai sangat desentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreativitas.

a.Teori Birokrasi

Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Kata birokrasi mula-mula berasal dari kata legal-rasional. Organisasi itu legal, karena wewenangnya berasal dari seperangkat aturan prosedur dan peranan yang dirumuskan secara jelas, dan organisasi disebut rasional dalam hal penetapan tujuan dan perancangan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut.

b. Teori Administrasi

Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reily dari Amerika.
Henry Fayol industrialis dari Perancis, pada tahun 1841-1925 mengemukakan dan membahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi adalah:

– Pembagian kerja (division of work)

– Wewenang dan tanggung jawab (authorityand responsibility)

– Disiplin (discipline)

– Kesatuan perintah (unity of command)

– Kesatuan pengarahan (unity of direction)

– Mendahulukan kepentingan umum daraipada pribadi

– Balas jasa (remuneration of personnel)

– Sentralisasi (centralization)

– Rantai scalar (scalar chain)

– Aturan (oreder)

– Keadilan (equity)

– Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel)

– Inisiatif (initiative)

– Semangat korps (spirit de corps)

c. Manajemen Ilmiah

Manajemen ilmiah (scientific management) dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor. Ada 2 pendapat tentang manajemen ilmiah. Pendapat pertama mengatakan manajemen ilmiah adalah penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Pendapat kedua mengatakan manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme atau teknik “a bag of tricks” untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi.

2. Teori Neo Klasik (Teori Hubungan atau Manusiawi)‏

Teori neoklasik secara sederhana sebagai teori/aliran hubungan manusiawi (The human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Anggapan teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendifinisikan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama.

3. Teori Organisasi Modern

Teori modern disebut juga sebagai analisa system pada organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen. Teori modern melihat pada semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan & saling ketergantungan, yang didalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan system terbuka.

http://banuaw.wordpress.com/2011/10/04/arti-pentingnya-organisasi-dan-metode/

JJJ *Journey Jakarta-Jogja* – Part IV

Suasana tengah malam yang sepi dan dingin, tak menciutkan langkahku untuk menelusuri beberapa area di lingkungan Taman Pintar. Dengan menggandeng kamera C*non EOS 30D kuambil beberapa jepretan di sudut-sudut Taman Pintar. Sesekali terdengar auman harimau *berasa di kebon binatang, salah ini*. Sesekali terdengar deru kendaraan roda dua yang membunuh heningnya Jogja malam ini.

Kutengok jam tangan, pukul satu dini hari. Setelah selesai kuambil gambar monumen yang ada di tengah-tengah Taman Pintar, aku bergegas keluar area Taman Pintar dan menyeberang ke sisi jalan luar untuk mengambil gambar tampak depan dari Taman Pintar *teetooott mengulang kata Taman Pintar*. Spanduk, baliho, dan beberapa atribut lainnya menambah semarak perhelatan yang akan digelar selama dua hari ini. Setelah puas jepret sana jepret sini, kulangkahkan kakiku kembali memasuki pelataran Taman Pintar.

Seorang satpam yang bertugas disana rupanya memperhatikan gerak-gerikku sedari tadi. “Selamat malam mas, apakah mas sudah izin untuk ambil gambar?” katanya ramah. “Belum Pak,” jawabku. “Ini sudah tengah malam mas, sebaiknya mas teruskan besok pagi saja,” katanya kembali. “Baik Pak. Terima kasih ya,” kataku. Kupikir-pikir benar juga, daerah orang yang belum aku kenal situasinya, lebih baik bertanya dulu bila ingin melakukan aktivitas, terlebih ini sudah lewat tengah malam.

Sebelum aku menuju ke ruang serbaguna yang menjadi lokasi utama tempat diselenggarakannya kegiatan tersebut, aku sempat melihat beberapa spanduk kecil di dekat monumen yang kulewatkan untuk didokumentasikan. Kuarahkan bidikanku ke spanduk yang menjadi target utamaku. Jepret. Kemudian aku zoom out dari objek yang sama. Tapi, tunggu sebentar. Tiba-tiba aku melihat sesuatu, eh bukan, tapi tampak seperti seseorang di dekat spanduk itu. Seorang anak kecil lebih tepatnya.

Jantungku tiba-tiba berdegup kencang. Sekujur tubuhku merinding disco. Tanganku mendadak gemetar. Kakiku kemudian berdansa *abaikan*. Aku mendadak lemas. Perlahan kuintip dari balik body camera yang sedang kupegang. Apakah anak itu benar-benar ada atau hanya tampak dari lensa kameraku. Kalau memang benar-benar ada, mau kusuruh untuk beli cemilan #-___-. Bukan, maksudnya, kalau memang benar-benar ada, ya berarti dia memang seorang anak kecil. Tapi sedang apa seorang anak kecil disana tengah malam begini?

Kalau dia hanya tampak dari lensa kameraku saja, dan dia tidak benar-benar nyata ada di dekat spanduk, aku harus bersiap-siap lari dari TKP. Pelan-pelan kugeser pandanganku dari balik lensa. Kutahan nafas, kukeluarkan dalam bentuk *sudah2 jangan teruskan*. Kupejamkan mataku ketika lebih dari setengah body camera sudah kugeser dari hadapanku. Kubuka mata pelan-pelan. Sambil berdoa dan make a wish semoga anak kecil itu bukan hal yang aneh-aneh. Ini baru hari pertama lho, masa udah ketemu yang aneh-aneh -___-.

Setelah membuka mata, spontan kuucap istighfar atas keterkejutanku ketika kudapati bahwa seorang anak kecil yang tadi kulihat dari balik lensa kamera ternyata adalah, ternyata adalah, ternyata adalah: sebuah patung. #Sekian.

Usai kejadian konyol itu, aku bergegas menyusul teman-temanku yang memang sudah berada di dalam ruang serbaguna sedari tadi. Sesekali ku menoleh ke arah belakang, khawatir patung anak kecil yang tadi mengikutiku -___-. Di dalam ruangan tersebut, sudah berderet rapi booth yang akan digunakan untuk pameran keesokan harinya. Beberapa teman sedang berdialog serius dengan EO yang menjadi rekanan kami dalam kegiatan ini.

Mataku sudah merah menahan kantuk. Kami semua hingga jam setengah dua dini hari masih berada disini, demi mempersiapkan segala sesuatunya untuk memfasilitasi para peserta pameran supaya kegiatan pameran ini dapat berjalan dengan sukses. Aku berjalan menyusuri setiap booth. Kutelusuri lorong-lorongnya untuk memastikan bahwa sebagian besar persiapan memang sudah berjalan dengan baik. Satu-satunya booth yang hampir rapi di malam itu adalah booth milik salah satu instansi pemerintah di ibukota. Sementara booth kami masih nol 😀

Tak lama kemudian, bapak-bapak petugas keamanan yang tadi menegurku tiba-tiba datang ke ruangan. Mereka memberitahu kami bahwa sekarang sudah terlalu larut malam untuk melakukan aktivitas persiapan pameran di area Taman Pintar. Kami pun merespon baik dan segera menyudahi aktivitas beberes kami di Taman Pintar. Usai beberes-beres, next destination is: angkringan. Yeeeyy *lebay*. Kalau nongkrong di angkringan di Jakarta sudah pernah, tapi di ‘sarangnya’ angkringan belum pernah. Dan sekarang inilah kesempatanku *devil laugh**semakin ngalay*.

Keluar dari Taman Pintar, aku tak tahu mau dibawa ke angkringan yang di sebelah mana. Karena di kota ini, angkringan ada dimana-mana. Rombongan kami muter-muter nggak jelas. Mirip abege labil. Hingga pada akhirnya kami menambatkan hati pada mas-mas angkringan yang ngetem di dekat gedung milik sebuah instansi pemerintah daerah. Sate usus, sate hati ayam, dan jahe susu menjadi teman kami menjemput pagi. Karena aku bukanlah orang yang kuat begadang, mataku semakin memerah menahan kantuk yang semakin sangat terasa.

Kurang lebih jam tiga dini hari kami kembali ke hotel Whi*z setelah puas nongkrong bareng di angkringan yang ditutup dengan foto bersama. Untung mas-mas angkringannya nge-take dua kali fotonya, karena foto yang pertama gak jelas fokusnya kemana. Aku bisa membayangkan bagaimana melakukan aktivitas di pagi nanti dengan kondisi tubuh yang kurang tidur. Saatnya merebahkan diri dalam hangatnya kota ini.

Bekasi, 15-11-2012—08.38

JJJ *Journey Jakarta-Jogja* – Part III

Perjalanan dinas kali ini terasa berbeda, karena kota yang dituju adalah kota yang aku inginkan, meskipun aku tak meminta sama sekali untuk ikut diberangkatkan dalam tugas ini. Terakhir kali aku ke Jogja dan sekitarnya itu kira-kira tahun 1990, dan itu berarti sekitar 22 tahun yang lalu. Pesawat Li*n Air sudah berdiri gagah di hadapanku. Kunaiki tangga pesawat satu per satu sambil membaca doa selamat.

Daripada bengong, aku keluarkan buku yang sudah kupersiapkan sebelumnya untuk kubaca selama perjalanan. Kusandarkan kepalaku di samping jendela pesawat sambil sesekali memandang kelap-kelipnya cahaya lampu kota Jakarta di malam hari. Setengah jam mengudara, aku pun terlelap.

Sekitar jam setengah sembilan malam, kami pun tiba di bandara Adi Sucipto Jogjakarta. Alhamdulillah kami sampai dengan selamat setelah menempuh kurang lebih 1 jam perjalanan. Setibanya disana, kami sudah dijemput oleh Pak Yanto, seorang supir dari rekanan transportasi yang akan membantu kami menjelajahi Jogja.

Meskipun sudah malam, suasana masih lumayan ramai. Kupandangi kota ini dengan segenap sisinya. Banyak hal-hal menarik dan ide-ide kreatif yang kutemui. Tak heran kalau kota ini banyak melahirkan seniman yang berbakat. Jalanannya pun bebas dari sampah. Bersih sekali. Hawa bumi yang basah oleh bekas air hujan membuat sejuk malam ini.

Rombongan berdelapan plus Pak Yanto dan berjubelnya barang-barang bawaan kami membuat sesak yang amat sangat terasa menggelora di dalam mobil. Untung berat badan kami rata-rata semua, hahaha. Canda gurau, caci maki dan beberapa umpatan menemani perjalanan kami menuju hotel. Hotel Amar*s yang sedianya menjadi tempat menginap kami untuk malam ini urung terwujud, karena sudah full book. Untungnya, tak lama kemudian kami mendapat gantinya. Hotel Whi*z, sebuah hotel kecil yang terletak di gang tembusan Jln. Malioboro menjadi tempat bermalam kami.

Usai beristirahat sejenak, perut yang lapar mulai mengetuk dinding lambung. Kutanya pada tokoh utama hajat kegiatan pameran hukum ini, mas Budi, perihal makan malam. “Makan malam dimana nanti mas?,” tanyaku. “Nanti kita makan sekalian ketemu sama EO-nya. Gw mandi dulu ya. Nanti ketemu di lobby aja,” jawab mas Budi. Aku pun mengiyakan dan segera meluncur ke lobby.

Kurang lebih jam 11 malam, kami bergerak menuju TKP yang telah disepakati dengan EO, sebuah tempat makan khas Jogja. Gudeg Perm*ta namanya. Banyak hal yang dibahas disana, dari mulai booth sampe ke konsumsi. Dari mulai makan pake ayam atau pake telor #abaikan. Suara pengamen jalanan menemani makan malam kami (yang telat). Btw, pengamennya gak cuma modal kecrekan doang, ini beneran bawa gendang sama bass betot yang segede gaban.

Suasana malam yang hangat membawaku keluar sejenak dari rumah makan tersebut. Kupandangi jalan raya yang kosong di depanku. Sunyi. Sepi. Aahh tak terbayang bagaimana rasanya ketika aku benar-benar bisa menjejakkan kaki di kota ini. Sebenarnya aku dan teman-teman kampus pernah merencanakan untuk liburan ke Jogja. Tapi rencana tinggal rencana saja. Minus implementasi. Mentok di waktu yang sulit untuk dikompromikan.

Suara kendaraan roda empat yang barusan lewat membuyarkan lamunanku. Mobil itu tepat berhenti ketika lampu lalu lintas sedang menyala merah di sebuah pertigaan. Dengan kondisi sekitar jam setengah 12 malam, nggak ada kendaraan lain selain mobil itu, suasana jalan raya yang sepi dan kosong, aku tertegun memandang kendaraan tersebut. Apakah orang-orang disini memang benar-benar taat peraturan atau aku sedang bertemu random sample orang yang taat peraturan?

Selesai makan, kami berangkat menuju venue yang akan dipergunakan untuk pameran. Lokasinya berada di Taman Pintar Yogyakarta, di Jl. P. Senopati. Kalau melihat lokasinya, kayaknya sepi-sepi aja. Ya iyalah secara kita-kita tengah malem kesananya #koplak.

Bekasi, 04-11-2012—23.41

JJJ *Journey Jakarta-Jogja* – Part II

Tanpa dikomando, folder-folder yang ada di kepala bergegas mencari cara dari setiap kemungkinan yang ada, untuk aku mengembalikan kunci motor yang terbawa ini. Dari mulai hal yang nggak rasional, semi rasional, sampe yang agak rasional semuanya menyajikan pilihan. Saking begitu banyaknya pilihan yang ada, aku sampe terbengong-bengong menyandarkan kepalaku di kaca jendela taksi dan menatap kosong jalan raya yang ramai.

Sejurus kemudian muncul ide yang agak nyeleneh bin aneh. Agak ekstrim juga sih sebenarnya. Caranya adalah dengan meminta tolong salah seorang pegawai, yang sebenarnya dia adalah pegawai senior jauh di atas saya, untuk mengambil kunci motor ini langsung di bandara Soekarno-Hatta. *Jleebb*. Mau nggak mau, ini salah satu cara tercepat untuk mengembalikan kunci motor yang terbawa ini kepada pemilik sahnya. Dengan sejumlah pertimbangan, akhirnya aku menyetujuinya.

Rombongan kami tiba di terminal 1A bandara Soekarno-Hatta sekitar jam 5 sore. Karena perut kami sudah memainkan perkusi yang membuat gaduh, akhirnya kami berlabuh di sebuah restoran fast food yang ada di dalam bandara sambil menunggu utusan yang datang untuk menjemput kunci motor. Aku pun mulai galau, khawatir sang utusan tidak datang tepat pada waktunya. Pasalnya, pesawat kami boarding jam 18.30.

Adzan maghrib pun menggema, sang utusan masih belum nampak. Pikiranku carut marut. Mungkin dia nggak jadi datang, mungkin dia telat karena macet, atau mungkin juga dia datang setelah pesawat kami take off. Option terakhir membuatku mulai merasa nggak enak dengan sang utusan pada akhirnya. Bagaimana nggak, aku sudah meminta tolong dia jauh-jauh ke bandara untuk mengambil kunci motor, kalau option ketiga yang terjadi, nggak tau deh mesti gimana.

Jam 18.15 beberapa teman rombongan mulai bergegas masuk ke area boarding, dan aku ditemani mas Zaka, salah satu anggota tim juga, menunggu kehadiran sang utusan dengan perasaan dag-dig-dug *nggak pake dueerr*. Waktu terasa berjalan cepat. Tiba-tiba Mas Mufid, ketua rombongan *ceilee ketua :p*, mengabarkan bahwa sang utusan yang ditunggu-tunggu sudah datang. Mendengar hal tersebut, aku mulai merasa lega. Tapi kok penampakan wujudnya nggak kelihatan ya. Detik-detik menjelang boarding menambah galau.

Aku berdiri tepat di depan pintu masuk pemeriksaan penumpang. Celingak-celinguk ke kanan, ke kiri, ke kanan lagi, ke kiri lagi, sambil salto dan koprol sekali-sekali, nggak terlihat juga. Dimana tuh orang, pikirku. Kutengok jam tanganku, pukul 18.30. Jreeenngg *bukan suara gitar*. Mas Mufid call: “Dimana Ted? Tuh orangnya udah nungguin di dalam. Buruan,” kata Mas Mufid. “Di dalam? Dalam mana?,” jawabku. “Di dalam sini,” katanya lagi.  Kutengok ke belakang, tiba-tiba sang utusan sudah berada di dalam. Koplak banget aku nungguin dari tadi di luar.

Tanpa ba-bi-bu lagi aku langsung menghampirinya dan memberikan selamat sebuah kunci motor yang menjadi perbincangan hangat sejak sore tadi. Tak lupa aku ucapkan terima kasih yang mendalam atas kehadirannya *opo toh*. It’s like a miracle. Pas pada waktunya, dan nggak bergeser dari ketetapan-Nya. Simcard-ku aktif pas di saat orang-orang ingin menghubungiku, terutama soal kunci motor itu. Dan satu lagi, kehadiran sang utusan yang pas di saat boarding. Alhamdulillah.

Bekasi, 04-11-2012—16.00

JJJ *Journey Jakarta-Jogja* – Part I

Pernah mengalami perasaan yang tak bisa dijelaskan? Pasti pernah lah ya. Tapi kali ini aku nggak berbicara tentang orang, melainkan tentang kota. Kota? Ya, kota. Kota yang sangat aku idam-idamkan ingin kujejakkan langkahku disana. Nggak keluar pulau kok, masih di tanah Jawa. Sepertinya ada magnet kuat yang menarikku kesana. Magnet yang tak bisa dijelaskan, tak bisa diungkapkan, dan selalu akan menjadi misteri. Yogyakarta, demikian nama kota itu.

Sebuah kegiatan rutin tahunan di kantorku yang biasa dilaksanakan di Jakarta, tiba-tiba diusulkan untuk diselenggarakan di daerah. Dengan segudang hambatan yang melatarbelakanginya, jadilah kegiatan bertajuk pameran hukum tersebut dilaksanakan di kota lain. Dan kota yang menjadi tempat perhelatan pertama kalinya itu adalah… Yogyakarta. *jreeeng-suara gitar*

Aku sebenarnya tak berharap banyak untuk ikut serta di dalam tim yang akan diberangkatkan ke Jogja itu. Dengan masalah keuangan yang ada, aku cukup realistis. Yang aku harap, tim yang akan diberangkatkan tersebut haruslah berkontribusi maksimal dalam kegiatan tersebut. Bukan ‘tim hore’ yang hanya akan menjadi beban bagi punggawa lainnya. Namun, di hari-hari akhir sebelum keberangkatan, namaku muncul di dalam tim.

Rabu sore, 17 Oktober 2012 sekitar pukul 15.30 WIB, rombongan yang beranggotakan 8 orang tersebut bergegas berangkat dari kantor di Kuningan menuju bandara Soekarno-Hatta Cengkareng. Pesawat Li*n Air yang akan kami tumpangi direncanakan take off sekitar pukul 19.00 WIB. Sebelum take off, aku sudah mengalami dua hal yang ‘pas’ timing-nya. It’s like a miracle.

Sejak hari Senin hingga detik-detik sebelum keberangkatan, simcard handphone-ku error. Nomorku menjadi lost contact. Handphone ‘aktif’, tapi ‘mati’, begitu kira-kira. Rabu siang, kusempatkan diri untuk mampir ke Galeri Ind*s*t yang ada di salah satu Mall di sekitar Kuningan. Bersama dengan Rena, salah satu anggota tim, yang juga memiliki kepentingan dengan provider yang sama, tapi untuk kasus yang berbeda.

Kami menuju ke Mall tersebut sekitar jam 1 siang, padahal rencana awal berangkat ke bandara jam 3 sore. Agak riskan sih sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi, aku harus segera mengganti simcard untuk kebutuhan komunikasi. Biar lebih menghemat waktu, idealnya kami berangkat dengan mengendarai motor. Kebetulan motorku diparkir di tempat yang agak sulit untuk dikeluarkan, jadilah kami dipinjami motor milik Mbak Yuni, salah seorang rekan kantor.

Kunci motor pinjaman tersebut sudah dalam genggamanku. Tapi kalau dipikir-pikir, waktu tempuh mengendarai motor nyaris sama bila dibandingkan dengan berjalan kaki, karena rute motor harus berputar melewati jalan raya. Dengan kunci motor di saku baju, jadilah kami berjalan kaki menyusuri usangnya aspal dan siraman terik matahari.

Selesai urusan dengan provider tersebut, kami masih disibukkan dengan sejumlah item titipan dari rekan-rekan kantor. Dan waktu terus berjalan. Akhirnya, kami kembali ke kantor sekitar jam 3 sore. Shalat Ashar, dan tak lama kemudian kami berangkat ke bandara dengan menumpang taksi. Selama perjalanan, aku mencoba untuk mengaktifkan handphone dengan simcard yang baru saja ku ganti tadi siang. Tapi tetap saja belum mendapat sinyal.

Tiba-tiba, kira-kira di sekitar Tomang, handphone-ku ada panggilan masuk. “Wah udah bener lagi nih hape,” kataku. Kujawab panggilan masuk yang ternyata dari Rena. “Halo, kenapa Re?,” tanyaku. “Kunci motornya Mbak Yuni kebawa ya?,” tanyanya. “Astaghfirullah iya kebawa,” jawabku. *Jleebb*.

Bekasi, 04-11-2012—14.30